Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak dua perusahaan akan menunda rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada tahun ini karena volatilitas pasar saham sedang tinggi.

"Kami pegang mandat IPO untuk dua perusahaan, harusnya tahun ini tetapi mundur tahun depan karena kondisi pasar," ujar Direktur Utama MNC Sekuritas Susi Meiliana di Jakarta, Senin.

Selain faktor volatilitas pasar, lanjut dia, penundaan juga dikarenakan strategi perusahaan yang memilih waktu IPO saat kondisi pasar stabil.
"Kemungkinan habis pemilu, setelah ada kepastian," katanya.

Ia mengemukakan total nilai emisi pelaksanaan IPO untuk kedua perusahaan itu sekitar Rp1 triliun.

Sebelumnya, Divisi Komunikasi BEI, Hani Ahadiyani menyampaikan bahwa target pencatatan saham melalui mekanisme IPO pada 2018 ini telah melampaui target.

"Sepanjang tahun ini jumlah perusahaan yang resmi mencatatkan sahamnya di BEI sebanyak 44 emiten, melampaui yang ditargetkan BEI sebanyak 35 emiten," paparnya.

Pencapaian itu, lanjut dia, menunjukkan bahwa usaha BEI dalam peningkatan jumlah perusahaan tercatat disambut baik oleh dunia usaha.
"Para entrepreneur menunjukkan antusiasme dengan memilih opsi pendanaan melalui pasar modal guna mempercepat pertumbuhan perusahaan," katanya.

Baca juga: Pasar saham Asia melemah di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi China