Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membangun sekolah darurat yang diperuntukkan bagi siswa yang terkena dampak gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulteng, pada Jumat (28/9).

"Kami sudah tandatangani anggaran untuk membuat sekolah sementara atau darurat, yakni sebanyak 200 sekolah," ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi di Jakarta, Senin.

Sekolah darurat tersebut terdiri dari tujuh kelas dan merupakan bangunan semi permanen. Satu kelas dapat menampung sekitar 33 siswa.

Didik menambahkan pihaknya menganggarkan dana sebesar Rp10 miliar untuk membangun sekolah darurat tersebut.

"Kami juga akan memberikan bantuan berupa peralatan dan baju sekolah yang diperuntukkan bagi siswa," katanya.

Hingga saat ini, Kemendikbud menyebutkan sebanyak 422 sekolah rusak di Sulteng dan terus dilakukan pendataan karena masih ada beberapa daerah yang sulit diakses.

Selain membangun sekolah darurat, Kemendikbud juga membangun kelas-kelas darurat yang terdiri dari tenda-tenda bantuan dari Kemendikbud dan UNICEF.

Kementerian ini juga memanfaatkan rumah belajar, yakni portal pembelajaran yang menyediakan bahan pembelajaran dan interaksi antarkomunitas.

"Kami akan memastikan agar siswa-siswa, meski jadi korban bencana, tetapi proses pembelajaran terus berlanjut," lanjut dia.*

Baca juga: Kemdikbud bangun 333 sekolah darurat

Baca juga: Ayo anak-anak Palu kembali ke sekolah