Korban gempa-tsunami Sindue berharap miliki MCK
14 Oktober 2018 15:35 WIB
Warga berada di luar rumahnya pascagempa bumi di kecamatan Sindue, Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). Gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter dan gempa susulan sebesar 7,4 skala richter mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/aww.)
Palu (ANTARA News) - Korban gempa dan tsunami di Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, berharap pemerintah bangun sarana mandi cuci kakus (MCK) di lokasi pengungsian.
"MCK hanya satu yang dibangun oleh partai politik bekerja sama dengan salah satu organisasi sayapnya. Pemerinntah belum bangunkan MCK sementara," kata salah seorang korban gempa dan tsunami di Kecamatan Sindue Mohammad Hamdin, terkait penanganan korban pascagempa dan tsunami, Minggu.
Ia mengatakan MCK menjadi salah satu sarana yang penting untuk pengungsi, karena bila tidak ada MCK maka lingkungan sudah pasti tercemar dengan segala kotoran dan limbah.
Karena itu, kata Hamdin, pengungsi sangat rentan menderita berbagai penyakit di lokasi pengungsian.
"Ada 1200 jiwa yang mengungsi. Bila tidak ada MCK, maka sudah pasti kualitas lingkungan akan buruk," ujar Hamdin.
Sekitar 1.200 jiwa atau lebih dari 300 kepala keluarga dari berbagai desa di Kecamatan Sindue mengungsi di lapangan Sanggola, Dusun 01 Pompaya, Desa Lero Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala.
Ia mengemukakan, belum lagi saat hujan mengguyur. Lapangan yang di gunakan sebagai lokasi pengungsian terendam air dan berlumpur.
"Hal ini menambah penderitaan bagi korban gempa dan tsunami di Sindue. Kami mohon pemerintah berupaya pembangunan barak terpadu dan sarana pendukungnya," kata Hamdin.
Ia mengakui sampai saat ini belum ada kabar dari pemerintah untuk membangunkan tempat pengungsian terpadu bagi korban gempa dan tsunami.*
Baca juga: Sejumlah korban gempa Palu mulai kembali ke rumah
Baca juga: Pemerintah Slovakia bantu korban bencana Sulawesi Tengah
"MCK hanya satu yang dibangun oleh partai politik bekerja sama dengan salah satu organisasi sayapnya. Pemerinntah belum bangunkan MCK sementara," kata salah seorang korban gempa dan tsunami di Kecamatan Sindue Mohammad Hamdin, terkait penanganan korban pascagempa dan tsunami, Minggu.
Ia mengatakan MCK menjadi salah satu sarana yang penting untuk pengungsi, karena bila tidak ada MCK maka lingkungan sudah pasti tercemar dengan segala kotoran dan limbah.
Karena itu, kata Hamdin, pengungsi sangat rentan menderita berbagai penyakit di lokasi pengungsian.
"Ada 1200 jiwa yang mengungsi. Bila tidak ada MCK, maka sudah pasti kualitas lingkungan akan buruk," ujar Hamdin.
Sekitar 1.200 jiwa atau lebih dari 300 kepala keluarga dari berbagai desa di Kecamatan Sindue mengungsi di lapangan Sanggola, Dusun 01 Pompaya, Desa Lero Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala.
Ia mengemukakan, belum lagi saat hujan mengguyur. Lapangan yang di gunakan sebagai lokasi pengungsian terendam air dan berlumpur.
"Hal ini menambah penderitaan bagi korban gempa dan tsunami di Sindue. Kami mohon pemerintah berupaya pembangunan barak terpadu dan sarana pendukungnya," kata Hamdin.
Ia mengakui sampai saat ini belum ada kabar dari pemerintah untuk membangunkan tempat pengungsian terpadu bagi korban gempa dan tsunami.*
Baca juga: Sejumlah korban gempa Palu mulai kembali ke rumah
Baca juga: Pemerintah Slovakia bantu korban bencana Sulawesi Tengah
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: