Pertemuan IMF-WB
Tiga isu fokus Komite Pembangunan Bank Dunia
13 Oktober 2018 23:01 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) mendapat ucapan selamat dari Managing Director Majalah Global Markets Toby Fildes (kanan) pada sesi Global Market Award Ceremony dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10/2018). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendapatkan penghargaan Finance Minister of the Year for East Asia Pacific Awards dari majalah ekonomi Global Markets. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Anis Efizudin/kye
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Komite Pembangunan Bank Dunia menggarisbawahi tiga isu penting yang menjadi tema penting dalam Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 di Bali yaitu perkembangan ekonomi global, modal manusia dan teknologi berbasis finansial.
Komite Pembangunan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melakukan pertemuan di Nusa Dua, Bali, Sabtu, menjelaskan pertumbuhan ekonomi global menghadapi sejumlah tantangan seperti ketidakpastian kebijakan, perkembangan geo-politik dan pengetatan keuangan global, juga kenaikan level utang dan volatilitas mata uang.
Untuk itu, Komite ini menekankan peran penting dari perdagangan internasional untuk mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pembangunan berkelanjutan.
Melalui dukungan dari IMF dan Bank Dunia, Komite ini menyerukan kepada negara-negara anggota untuk mengimplementasikan kebijakan penguatan dan pertumbuhan ekonomi inklusif, mengurangi risiko, dan mempromosikan daya saing serta memperkuat ketahanan fiskal yang berkelanjutan.
Komite juga tetap memberi perhatian pada naiknya tingkat kerentanan akan risiko utang pada beberapa negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah, yang berisiko membalikkan manfaat dari inisiatif penanggulangan utang sebelumnya.
Untuk mengatasi situasi ini, kerangka kerja kebijakan yang solid sangat dibutuhkan dengan dukungan kecukupan fiskal, dukungan pihak luar, dan praktek pinjaman yang berkelanjutan serta transparan.
Komite juga meminta IMF dan Bank Dunia membantu negara-negara anggota untuk memperkuat posisi fiskal dengan mengembangkan kapasitas manajemen utang, meningkatkan mobilisasi sumber daya domestik dan mengembangkan pasar modal di tingkat lokal.
Terkait isu modal manusia, Komite memberi perhatian besar pada masalah ini karena berimplikasi pada kemajuan teknologi, keuangan, dan aspek pembangunan lainnya dengan mendukung program modal manusia dan peluncuran indeks modal manusia.
Ini merupakan platform yang dapat mendukung investasi sistem kesehatan dan pendidikan nasional maupun global jangka panjang dan membantu negara-negara tersebut mengantisipasi masa depan ekonomi yang akan bertransformasi karena perubahan teknologi.
Komite juga menilai lembaga-lembaga yang terlibat harus memanfaatkan potensi teknologi finansial untuk memperdalam pasar keuangan, meningkatkan akses dan tanggung jawab terhadap layanan keuangan, memfasilitasi pembayaran lintas batas, memperkuat sistem remitansi, dan mengelola risiko.
Pengembangan teknologi finansial difokuskan pada negara-negara berpenghasilan rendah, negara-negara kecil, dan komunitas terpinggirkan, terutama untuk menutup kesenjangan yang sering dialami perempuan dan UKM dalam akses pembiayaan.
Dalam rapat ini, Komite berterima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah menjadi penyelenggar serta berterima kasih kepada Sri Mulyani Indrawati, atas bimbingan dan kepemimpinan sebagai Ketua Komite dalam dua tahun terakhir.
Dalam kesempatan yang sama, Komite telah menyambut baik pengganti Sri Mulyani yaitu Menteri Keuangan Ghana MKen Ofori-Atta.
Menurut rencana, pertemuan Komite Pembangunan selanjutnya dijadwalkan berlangsung di Washington DC, AS 13 April 2019.
Baca juga: BI: Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018 diapresiasi
Baca juga: Menkeu nilai peserta beri kesan positif pertemuan IMF-WB
Komite Pembangunan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melakukan pertemuan di Nusa Dua, Bali, Sabtu, menjelaskan pertumbuhan ekonomi global menghadapi sejumlah tantangan seperti ketidakpastian kebijakan, perkembangan geo-politik dan pengetatan keuangan global, juga kenaikan level utang dan volatilitas mata uang.
Untuk itu, Komite ini menekankan peran penting dari perdagangan internasional untuk mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pembangunan berkelanjutan.
Melalui dukungan dari IMF dan Bank Dunia, Komite ini menyerukan kepada negara-negara anggota untuk mengimplementasikan kebijakan penguatan dan pertumbuhan ekonomi inklusif, mengurangi risiko, dan mempromosikan daya saing serta memperkuat ketahanan fiskal yang berkelanjutan.
Komite juga tetap memberi perhatian pada naiknya tingkat kerentanan akan risiko utang pada beberapa negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah, yang berisiko membalikkan manfaat dari inisiatif penanggulangan utang sebelumnya.
Untuk mengatasi situasi ini, kerangka kerja kebijakan yang solid sangat dibutuhkan dengan dukungan kecukupan fiskal, dukungan pihak luar, dan praktek pinjaman yang berkelanjutan serta transparan.
Komite juga meminta IMF dan Bank Dunia membantu negara-negara anggota untuk memperkuat posisi fiskal dengan mengembangkan kapasitas manajemen utang, meningkatkan mobilisasi sumber daya domestik dan mengembangkan pasar modal di tingkat lokal.
Terkait isu modal manusia, Komite memberi perhatian besar pada masalah ini karena berimplikasi pada kemajuan teknologi, keuangan, dan aspek pembangunan lainnya dengan mendukung program modal manusia dan peluncuran indeks modal manusia.
Ini merupakan platform yang dapat mendukung investasi sistem kesehatan dan pendidikan nasional maupun global jangka panjang dan membantu negara-negara tersebut mengantisipasi masa depan ekonomi yang akan bertransformasi karena perubahan teknologi.
Komite juga menilai lembaga-lembaga yang terlibat harus memanfaatkan potensi teknologi finansial untuk memperdalam pasar keuangan, meningkatkan akses dan tanggung jawab terhadap layanan keuangan, memfasilitasi pembayaran lintas batas, memperkuat sistem remitansi, dan mengelola risiko.
Pengembangan teknologi finansial difokuskan pada negara-negara berpenghasilan rendah, negara-negara kecil, dan komunitas terpinggirkan, terutama untuk menutup kesenjangan yang sering dialami perempuan dan UKM dalam akses pembiayaan.
Dalam rapat ini, Komite berterima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah menjadi penyelenggar serta berterima kasih kepada Sri Mulyani Indrawati, atas bimbingan dan kepemimpinan sebagai Ketua Komite dalam dua tahun terakhir.
Dalam kesempatan yang sama, Komite telah menyambut baik pengganti Sri Mulyani yaitu Menteri Keuangan Ghana MKen Ofori-Atta.
Menurut rencana, pertemuan Komite Pembangunan selanjutnya dijadwalkan berlangsung di Washington DC, AS 13 April 2019.
Baca juga: BI: Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018 diapresiasi
Baca juga: Menkeu nilai peserta beri kesan positif pertemuan IMF-WB
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018
Tags: