Menteri LHK: api di hutan Ciremai sulit dipadamkan
13 Oktober 2018 18:24 WIB
Dokumentasi - Sejumlah petugas gabungan berusaha memadamkan api yang membakar kawasan hutan di lereng Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, Rabu (3/10/2018). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/kye
Tasikmalaya (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyatakan, api di kawasan hutan Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, "lompat-lompat" dari titik satu ke titik lainnya sehingga kebakaran di hutan tersebut terus terjadi dan sulit dipadamkan.
"Saya sudah di lapangan di Gunung Ciremai, memang tidak gampang karena apinya lompat, dan lompatnya jauh satu kilo, dua kilo, wah ngagetin," kata Menteri LHK Siti Nurbaya usai menghadiri acara Dialog Nasional Indonesia Maju di "Rest Area" Urug, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu.
Ia menuturkan, kebakaran di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan sudah berlangsung sembilan hari dan seluruh jajaran terkait sudah melakukan upaya pemadaman.
Menurut dia, hasil peninjauan di lapangan kobaran api di hutan tersebut sulit dipadamkan, bahkan titik api sudah sampai di puncak gunung yang sulit dijangkau manusia sehingga pemadamannya perlu dilakukan sekaligus.
"Cara menyelesaikannya harus sekaligus, dan yang sekarang apinya di puncak, tinggi sekali, tidak bisa dijangkau sama orang," ujarnya.
Menurut dia, cara lain yang dianggap efektif untuk memadamkan kobaran api di kawasan hutan itu dengan cara menyiramkan air menggunakan helikopter.
Kementerian LHK, lanjut dia, sudah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan untuk mendapatkan izin mobilisasi air menggunakan helikopter atau cara pemadaman api dari udara. "Dipadamkan dari udara pakai helikopter," ucapnya.
Ia menambahkan, penyebab kebakaran hutan di kawasan tersebut berdasarkan keterangan dari BMKG karena ekuator wilayah selatan Jawa memang rawan terjadinya bencana kebakaran yang penyebabnya bisa karena puntung rokok.
"Di wilayah Jawa memang rawan, bisa disebabkan karena puntung rokok," ungkapnya.
"Saya sudah di lapangan di Gunung Ciremai, memang tidak gampang karena apinya lompat, dan lompatnya jauh satu kilo, dua kilo, wah ngagetin," kata Menteri LHK Siti Nurbaya usai menghadiri acara Dialog Nasional Indonesia Maju di "Rest Area" Urug, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu.
Ia menuturkan, kebakaran di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan sudah berlangsung sembilan hari dan seluruh jajaran terkait sudah melakukan upaya pemadaman.
Menurut dia, hasil peninjauan di lapangan kobaran api di hutan tersebut sulit dipadamkan, bahkan titik api sudah sampai di puncak gunung yang sulit dijangkau manusia sehingga pemadamannya perlu dilakukan sekaligus.
"Cara menyelesaikannya harus sekaligus, dan yang sekarang apinya di puncak, tinggi sekali, tidak bisa dijangkau sama orang," ujarnya.
Menurut dia, cara lain yang dianggap efektif untuk memadamkan kobaran api di kawasan hutan itu dengan cara menyiramkan air menggunakan helikopter.
Kementerian LHK, lanjut dia, sudah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan untuk mendapatkan izin mobilisasi air menggunakan helikopter atau cara pemadaman api dari udara. "Dipadamkan dari udara pakai helikopter," ucapnya.
Ia menambahkan, penyebab kebakaran hutan di kawasan tersebut berdasarkan keterangan dari BMKG karena ekuator wilayah selatan Jawa memang rawan terjadinya bencana kebakaran yang penyebabnya bisa karena puntung rokok.
"Di wilayah Jawa memang rawan, bisa disebabkan karena puntung rokok," ungkapnya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: