Jakarta (ANTARANews) - Landasan pacu Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu sudah bisa didarati pesawat jet berbadan sedang sekelas Boeing 737 800/900 karena perbaikan landasan pacu arah 15 yang terdampak gempa rampung.

"Kami kebut perbaikan fasilitas Bandara SIS Al Jufri baik pada sisi udara maupun sisi darat. Perbaikan pada arah runway 15 telah selesai dikerjakan dan mulai 12 Oktober setelah dilakukan pengecekan dan uji coba, landasan pacu telah dapat digunakan oleh pesawat jenis B737-800/900 dengan optimal sesuai kapasitasnya,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Pramintohadi Sukarno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Sejak 7 Oktober pesawat jet jenis Boeing 737-800/900 dapat beroperasi terbatas (limited payload).

Hal ini karena kondisi arah landasan pacu 15 yang digunakan masih dalam proses perbaikan.

Arah landasan pacu 15 yang mengalami kerusakan sedang berupa penurunan tanah dan retak memanjang pada 250 meter di ujung landasan pacu, pada Rabu (11/10) malam telah selesai diperbaiki.

Pramintohadi menjelaskan bahwa perbaikan yang dilakukan adalah perkerasan landasan pacu dengan pengecoran beton K350 Vol kurang lebih173 meter kubik dan perbaikan kebocoran atau retak metode injeksi grouting sepanjang kurang lebih 40 meter.

Panjang landasan pacu yang dapat digunakan semula sepanjang 2.000 meter X 45 meter, kini bertambah menjadi 2.250 meter X 45 meter.

Pengoperasian landasan pacu menjadi 2.250 meter diumumkan secara luas kepada masyarakat melalui Notice to Airman (NOTAM) yang dikeluarkan Airnav Indonesia dengan nomor H1290/18 dengan keterangan bahwa sejak Jumat 12 Oktober 2018 pukul 10.53 WITA panjang landasan yang dapat digunakan adalah sepanjang 2.250 meter.

Sehingga, pesawat jet Boeing 737 800/ 900 dapat membawa penumpang dan bagasi dengan optimal.

Baca juga: Wakil Presiden sambut Sekjen PBB di bandara Palu

Kondisi fasilitas bandara pada sisi darat juga semakin membaik, gedung terminal area kedatangan lantai 1 telah difungsikan. Conveyor belt 1 telah difungsikan dan trolleypun telah disediakan untuk melayani pengambilan bagasi penumpang.

Conveyer belt 2 dan 3 telah dibersihkan dan siap difungsikan namun areanya masih belum boleh (clear) untuk dipergunakan karena masih ada perbaikan langit-langit terminal.

Toilet telah berfungsi normal, AC dan penerangan berfungsi normal, fasilitas ibadah juga telah dapat digunakan.

Untuk groundhandling saat ini telah normal dilayani oleh 3 (tiga) perusahaan yaitu PT.Menara Angkasa Semesta, PT. Global Sky Aviasi dan PT. Prathita Titian Nusantara.

Peralatan dan personel baik yang di Palu maupun perbantuan telah memadai untuk melayani penerbangan saat ini sehingga kegiatan pelayanan bongkar muat pesawat komersilpun berjalan normal.

Sementara itu, Kepala UPBU Mutiara SIS Al Jufri Palu Benyamin Noach Apituley mengatakan bahwa operasional Bandara semakin mendekati normal.

Saat ini "check in" dan posisi "Security Check Poin 1" yang awalnya di selasar terminal, sudah direposisi di dalam terminal.

Personel Avsec dan PKP-PK serta kendaraan pendukungnyapun juga sudah ada dan dapat memberikan pelayanan dengan baik.

“Satu jam setelah terjadi gempa, kami langsung mengecek kondisi terminal dan landasan. Setelah perbaikan dan pembersihan, saat ini operasional sudah mendekati normal. Sebelumnya ada 20 sampai 22 flight komersil beroperasi dalam sehari, sekarang sudah sekitar 15 penerbangan”, jelas Benyamin.

Lebih lanjut Bemyamin mengharapkan dengan dibukanya bandara untuk kegiatan penerbangan baik komersil atau pun untuk kegiatan kemanusiaan, proses evakuasi dan rehabilitasi mulai dapat dilakukan.

Dalam sehari saat ini total penerbangan di Bandara ini sekitar 100 pergerakan. Sebelumnya, setelah dibuka untuk kegiatan penerbangan, dalam sehari bisa mencapai 160 pergerakan baik komersil, bantuan kemanusiaan, SAR maupun kegiatan emergency.

Semuanya bisa dilayani dengan baik menggunakan fasilitas di sini, meskipun dalam keadaan daruat namun tetap mengacu pada standar keselamatan dan keamanan penerbangan.

“Saya optimistis, dengan kerja sama dan sinergi semua pemangku kepentingan penerbangan, Bandara yang telah beberapa kali mendapat penghargaan Bandara Terbaik dari Bapak Menteri Perhubungan dapat kembali beroperasi dengan normal dan memberikan kontribusi positif bagi pemulihan kondisi pasca gempa di Palu," katanya.
Baca juga: Kisah 18 jam pemulihan sistem navigasi penerbangan pascagempa