PVMBG bantah Gunung Salak erupsi
12 Oktober 2018 16:00 WIB
Sejumlah petani menggarap lahan pertanian palawija dengan latar belakang Gunung Salak di Desa Ciherang, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (18/4/2016). (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Jakarta, (ANTARA News) - Menanggapi informasi yang beredar di masyarakat yang mengindikasikan adanya erupsi Gunung Salak pada tanggal 10 Oktober 2018, Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kasbani menampik kabar tersebut, menurutnya saat ini Gunung Salak tidak mengalami erupsi.
"Hasil observasi lapangan yang dilakukan secara langsung oleh pengamat Gunung Salak hingga pukul 20:00 WIB tidak teramati adanya jatuhan/hujan abu vulkanik dan tidak terdengar suara dentuman baik di wilayah puncak Gunung Salak maupun di sekitar lerengnya seperti di wilayah Taman Nasional Cidahu," ujar Kasbani, di Jakarta, Jumat.
PVMBG mencatat, pengamatan visual Gunung Salak dari periode Oktober 2018 pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan dan utara. Suhu udara sekitar 22 - 29C. Kelembaban 92 persen.
Gunung itu terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Asap nihil. Pemantauan visual pada sore hari hingga saat ini Gunung Salak umumnya tertutup kabut dan cuaca hujan.
Data kegempaan, terekam 23 kali gempa Tornillo dengan amplitudo 5 - 10 mm dan lama gempa 4.5 - 25 detik. 9 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 4 - 7 mm dan lama gempa 4 - 10 detik. 10 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 7 - 12 mm, S-P 0.5 - 2 detik dan lama gempa 6 - 10 detik. 12 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 6 - 12 mm, S-P 5 - 8 detik dan lama gempa 20 - 47 detik. 7 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7 - 11 mm, S-P 11 - 14 detik dan lama gempa 22 - 97 detik.
Rekaman gempa pada tanggal 10 Oktober 2018 hingga pukul 20:00 WIB tidak teramati peningkatan kegempaan di Gunung Salak.
"Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini Gunung Salak tidak mengalami erupsi. Gunung Salak saat ini masih berada pada tingkat aktivitas Level I (Normal). Masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya," jelas Kasbani.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau lontarkan lava pijar
"Hasil observasi lapangan yang dilakukan secara langsung oleh pengamat Gunung Salak hingga pukul 20:00 WIB tidak teramati adanya jatuhan/hujan abu vulkanik dan tidak terdengar suara dentuman baik di wilayah puncak Gunung Salak maupun di sekitar lerengnya seperti di wilayah Taman Nasional Cidahu," ujar Kasbani, di Jakarta, Jumat.
PVMBG mencatat, pengamatan visual Gunung Salak dari periode Oktober 2018 pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan dan utara. Suhu udara sekitar 22 - 29C. Kelembaban 92 persen.
Gunung itu terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Asap nihil. Pemantauan visual pada sore hari hingga saat ini Gunung Salak umumnya tertutup kabut dan cuaca hujan.
Data kegempaan, terekam 23 kali gempa Tornillo dengan amplitudo 5 - 10 mm dan lama gempa 4.5 - 25 detik. 9 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 4 - 7 mm dan lama gempa 4 - 10 detik. 10 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 7 - 12 mm, S-P 0.5 - 2 detik dan lama gempa 6 - 10 detik. 12 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 6 - 12 mm, S-P 5 - 8 detik dan lama gempa 20 - 47 detik. 7 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7 - 11 mm, S-P 11 - 14 detik dan lama gempa 22 - 97 detik.
Rekaman gempa pada tanggal 10 Oktober 2018 hingga pukul 20:00 WIB tidak teramati peningkatan kegempaan di Gunung Salak.
"Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini Gunung Salak tidak mengalami erupsi. Gunung Salak saat ini masih berada pada tingkat aktivitas Level I (Normal). Masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya," jelas Kasbani.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau lontarkan lava pijar
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: