Phnom Penh, Kamboja (ANTARA News) - Pemerintah dan industri pariwisata di Kamboja juga mengembangkan wisata halal untuk menarik wisatawan dari negara-negara di Asia Tenggara dan Timur Tengah.

Informasi dari Kedutaan Besar RI di Kamboja, Kamis, menyebutkan sejumlah investor mengembangkan wisata halal di negara bekas jajahan Perancis itu.

Di negara yang terkenal dengan objek wisata berupa kuil itu terdapat perkampungan Champa yang merupakan kawasan pemukiman penduduk muslim

Sekretaris Pertama Kedutaan Besar RI di Phnom Penh Avi Dewani Sari Harahap menyebutkan setiap perayaan Idul Adha, banyak wisatawan datang dari Malaysia dan Timur Tengah.

"Banyak juga restoran yang mengembangkan wisata halal di sini," kata Avi.

Industri pariwisata di Kamboja berkontribusi sekitar 30?persen dari GDP Kamboja, serta menyerap jumlah tenaga kerja sekitar 650 ribu orang.

Menurut laporan Kementerian Pariwisata Kamboja, selama tahun 2017, jumlah wisatawan inbound yang berkunjung ke Kamboja sebanyak 5,6 juta wisatawan dengan total penerimaan negara sebesar 3.63 miliar dolar AS (meningkat 12,3 persen dibanding tahun 2016).

Dengan tren pertumbuhan sektor pariwisata yang terus meningkat, Pemerintah Kamboja optimis mencapai 7 juta wisman tahun 2020.

Sementara itu, outbound turis Kamboja pada tahun 2017 tercatat sejumlah 1,75 juta orang atau meningkat 22,2?persen dibandingkan tahun 2016.

Sekretaris Pertama Kedutaan Besar RI di Phnom Penh Made Santi Ratnasari menyebutkan dari jumlah wisatawan Kamboja tersebut yang mengunjungi Indonesia baru sekitar 6.000 orang.

"Sementara jumlah wisatawan Indonesia yang mengunjungi Kamboja mencapai sekitar 40.000 orang," katanya.

Sementara itu Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh menyebutkan perlu keseriusan semua pihak untuk menarik wisatawan dari Kamboja dan pengembangan wisata halal.

"Kita punya potensi besar dalam pengembangan wisata halal," kata Masruroh.

Baca juga: Kemenpar sebut wisatawan muslim perlu label halal