Pertemuan IMF-WB
Antam tandatangani proyek strategis di pertemuan IMF-WB
11 Oktober 2018 22:50 WIB
Petugas memperlihatkan emas batangan yang ditransaksikan di Butik Emas Logam Mulia, gedung Aneka Tambang, Jakarta, Selasa (3/4/2018). Berdasarkan harga acuan kantor Antam Pulo Gadung, harga jual emas batangan naik Rp6.000 menjadi Rp654 ribu per gram, sementara harga buyback naik Rp7.000 menjadi Rp584 ribu per gram. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, (ANTARA News) - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengumumkan bahwa perusahaan menandatangani Head of Agreement (HoA) Proyek Pengembangan Pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace Halmahera Timur dengan Ocean Energy Nickel International Pte Ltd (OENI).
Penandatanganan tersebut dilakukan dalam acara Indonesia Investing Forum 2018, IMF-WORLD BANK Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, Bali.
“Proyek pengembangan pabrik NPI Blast Furnace ini merupakan salah satu milestone penting dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditas mineral yang dikelola oleh Perusahaan,” kata Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo melalui keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.
Proyek NPI Blast Furnace Halmahera Timur akan menambah total produksi nikel tahunan Antam dan diharapkan akan mendukung kinerja Perusahaan
Penandatanganan dilakukan oleh Arie Prabowo Ariotedjo dengan Chairman and Director OENI Li Ping Sheng dihadapan Menteri BUMN Rini M Soemarno; Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Darmin Nasution; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono; serta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Pokok-pokok perjanjian pada kerjasama Antam dengan OENI, di antaranya Antam akan menjamin ketersediaan bijih nikel di proyek NPI Blast Furnace; sedangkan OENI akan memastikan pendanaan dan penyelesaian konstruksi tepat waktu.
Selain itu Antam akan memperoleh kepemilikan sebesar 30 persen (free carry) sedangkan OENI sebesar 70 persen namun Antam memiliki opsi untuk melakukan pembelian saham untuk menjadi mayoritas setelah 5 tahun operasi.
Proyek NPI Blast Furnace memiliki total kapasitas produksi mencapai 320.000 ton NPI (TNPI) atau setara dengan 30.000 ton nikel (TNi) yang terdiri dari 8 line dengan total investasi sekitar 320 juta dolar AS.
Dua line pertama diharapkan dapat memulai produksi pada kuartal 4 tahun 2020, sedangkan secara keseluruhan ditargetkan beroperasi tahun 2023.
Proyek NPI Blast Furnace akan menambah portfolio kelolaan smelter Antam selain pabrik feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara berkapasitas 27.000-30.000 TNi serta Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur berkapasitas 13.500 TNi.
Di saat yang sama juga dilakukan penandatanganan Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Kalimantan Barat antara Managing Director PT INALUM (Persero), Oggy A Kosasih dengan Presiden Direktur Aluminum Corporation of China Ltd (CHALCO) Hongkong, Li Wangxing.
Penandatanganan tersebut dilakukan dalam acara Indonesia Investing Forum 2018, IMF-WORLD BANK Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, Bali.
“Proyek pengembangan pabrik NPI Blast Furnace ini merupakan salah satu milestone penting dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditas mineral yang dikelola oleh Perusahaan,” kata Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo melalui keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.
Proyek NPI Blast Furnace Halmahera Timur akan menambah total produksi nikel tahunan Antam dan diharapkan akan mendukung kinerja Perusahaan
Penandatanganan dilakukan oleh Arie Prabowo Ariotedjo dengan Chairman and Director OENI Li Ping Sheng dihadapan Menteri BUMN Rini M Soemarno; Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Darmin Nasution; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono; serta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Pokok-pokok perjanjian pada kerjasama Antam dengan OENI, di antaranya Antam akan menjamin ketersediaan bijih nikel di proyek NPI Blast Furnace; sedangkan OENI akan memastikan pendanaan dan penyelesaian konstruksi tepat waktu.
Selain itu Antam akan memperoleh kepemilikan sebesar 30 persen (free carry) sedangkan OENI sebesar 70 persen namun Antam memiliki opsi untuk melakukan pembelian saham untuk menjadi mayoritas setelah 5 tahun operasi.
Proyek NPI Blast Furnace memiliki total kapasitas produksi mencapai 320.000 ton NPI (TNPI) atau setara dengan 30.000 ton nikel (TNi) yang terdiri dari 8 line dengan total investasi sekitar 320 juta dolar AS.
Dua line pertama diharapkan dapat memulai produksi pada kuartal 4 tahun 2020, sedangkan secara keseluruhan ditargetkan beroperasi tahun 2023.
Proyek NPI Blast Furnace akan menambah portfolio kelolaan smelter Antam selain pabrik feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara berkapasitas 27.000-30.000 TNi serta Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur berkapasitas 13.500 TNi.
Di saat yang sama juga dilakukan penandatanganan Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Kalimantan Barat antara Managing Director PT INALUM (Persero), Oggy A Kosasih dengan Presiden Direktur Aluminum Corporation of China Ltd (CHALCO) Hongkong, Li Wangxing.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: