Jakarta (ANTARA News) - Atlet para-angkat berat putri Indonesia Sriyanti mengaku senang sekaligus sedih lantaran meraih medali perak tanpa memenangkan medali emas dalam pesta olahraga atlet disabilitas Asian Para Games 2018.

"Perasaan saya senang dan sedih. Senang karena dapat medali perak. Tapi sedih juga karena tidak bisa dapat medali emas," kata Sriyanti usai pertandingan para-angkat berat kelas lebih dari 86 kilogram putri di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis.

Menurut perempuan kelahiran tahun 1985 itu, peluang untuk memenangkan medali emas sangat terbuka lebar. Hanya saja, peluang tersebut tidak dimanfaatkannya dengan baik.

"Sebetulnya, peluang untuk dapat medali emas itu ada dan sangat besar. Sayangnya, tadi saya ada kesalahan teknis, jadi peluang itu pun terlewatkan," ujar Sriyanti.

Dia menuturkan kesalahan teknis yang dimaksud itu, yakni terburu-buru ketika mengangkat beban, sehingga tidak mendapatkan nilai yang baik dari para dewan juri.

"Pada kesempatan ketiga, saya grogi dan terburu-buru mengangkat beban. Sebenarnya saya bisa mengangkatnya, sudah menguasai bebannya, tapi saya malah jadi terburu-buru. Jadi tidak bagus hasilnya," ungkap Sriyanti.

Sriyanti berhasil memenangkan medali perak dengan angkatan terbaiknya yang mencapai 118 kilogram.

Sedangkan, medali emas diraih oleh atlet asal Korea Selatan Hyunjung Lee dengan angkatan terbaik 118 kilogram dan medali perunggu diraih oleh Adeline Ancheta dari Filipina dengan angkatan terbaik 107 kilogram.

Baca juga: Nengah sumbang perunggu para-angkat berat kelas 86 kilogram putri
Baca juga: Indonesia raih perak para-angkat berat putri