Kemenag selenggarakan Malam Kebudayaan Pesantren di Krapyak
11 Oktober 2018 00:44 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Muktamar Pemikiran Santri Nusantara di Pondok Pesantren Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta, Rabu (10/10/2018). (Istimewa)
Yogyakarta (ANTARA News) - Kementerian Agama RI menyelenggarakan Malam Kebudayaan Pesantren di seputar Kandang Menjangan, kompleks Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2018.
"Ini adalah Malam Kebudayaan Pesantren, sebuah acara yang kita lakukan bersama-sama dengan para santri di sejumlah pondok pesantren dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2018," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Krapyak Yogyakarta, Rabu malam.
Menurut Menteri Agama, Malam Kebudayaan Pesantren merupakan rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018, setelah pada Rabu (10/10) sore diawali dengan Muktamar Pemikiran Santri yang dibuka oleh Menteri Agama.
Menteri Agama menjelaskan, dalam Malam Kebudayaan Pesantren, para santri akan menampilkan pembacaan puisi, bermain musik, `stand up comedy` dan karya seni kreativitas dalam rangka peringatan hari santri.
"Yang intinya memberikan peneguhan bahwa santri kini lebih bertangung jawab menjaga dan memelihara ke-Indonesiaan kita yang tetap memegang nilai-nilai agama dalam menjalani kehidupan bersama ke depan," kata Menteri.
Lukman Hakim mengatakan, dipilihnya Krapyak Yogyakarta sebagai rangkaian kegiatan HSN 2018 ini karena Krapyak yang terkenal dengan Ponpes Al Munawwir dan KH Ali Maksum ini mempunyai sejarah terkait dengan kontribusi bagi bangsa Indonesia.
"Krapyak punya sejarah panjang sebagai sebuah ponpes yang melahirkan alumni, memberikan kontribusi kemaslahatan ketika di masyarakat, dan karenanya kita tentukan Ponpes Krapyak sebagai tempat Malam Kebudayaan Pesantren yang kita satukan dengan Muktamar Pemikiran Santri," katanya.
Menteri Agama mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang sifatnya tahunan dalam rangkaian memperingati HSN, yang pada 2018 puncaknya diadakan pada 21 Oktober di Bandung, Jawa Barat, yang rencananya akan dihadiri Presiden Joko Widodo.
Menteri Agama juga mengatakan bahwa dengan penetapan Hari Santri pada 22 Oktober akan menjadi bentuk pengakuan negara terhadap keberadaan ponpes-ponpes yang telah memberikan kontribusi dalam merebut kemerdakan dan menjaga serta mengisi kemerdekaan.
"Hari santri dimaknai khususnya oleh kaum santri sebagai bentuk tanggung jawab yang lebih besar bahwa untuk keberlangsungan bangsa ini masyarakat Indonesia haruslah tetap memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama," katanya.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Jangan minder jadi santri
Baca juga: Hari Santri meneladani peran ulama dalam kemerdekaan
"Ini adalah Malam Kebudayaan Pesantren, sebuah acara yang kita lakukan bersama-sama dengan para santri di sejumlah pondok pesantren dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2018," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Krapyak Yogyakarta, Rabu malam.
Menurut Menteri Agama, Malam Kebudayaan Pesantren merupakan rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018, setelah pada Rabu (10/10) sore diawali dengan Muktamar Pemikiran Santri yang dibuka oleh Menteri Agama.
Menteri Agama menjelaskan, dalam Malam Kebudayaan Pesantren, para santri akan menampilkan pembacaan puisi, bermain musik, `stand up comedy` dan karya seni kreativitas dalam rangka peringatan hari santri.
"Yang intinya memberikan peneguhan bahwa santri kini lebih bertangung jawab menjaga dan memelihara ke-Indonesiaan kita yang tetap memegang nilai-nilai agama dalam menjalani kehidupan bersama ke depan," kata Menteri.
Lukman Hakim mengatakan, dipilihnya Krapyak Yogyakarta sebagai rangkaian kegiatan HSN 2018 ini karena Krapyak yang terkenal dengan Ponpes Al Munawwir dan KH Ali Maksum ini mempunyai sejarah terkait dengan kontribusi bagi bangsa Indonesia.
"Krapyak punya sejarah panjang sebagai sebuah ponpes yang melahirkan alumni, memberikan kontribusi kemaslahatan ketika di masyarakat, dan karenanya kita tentukan Ponpes Krapyak sebagai tempat Malam Kebudayaan Pesantren yang kita satukan dengan Muktamar Pemikiran Santri," katanya.
Menteri Agama mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang sifatnya tahunan dalam rangkaian memperingati HSN, yang pada 2018 puncaknya diadakan pada 21 Oktober di Bandung, Jawa Barat, yang rencananya akan dihadiri Presiden Joko Widodo.
Menteri Agama juga mengatakan bahwa dengan penetapan Hari Santri pada 22 Oktober akan menjadi bentuk pengakuan negara terhadap keberadaan ponpes-ponpes yang telah memberikan kontribusi dalam merebut kemerdakan dan menjaga serta mengisi kemerdekaan.
"Hari santri dimaknai khususnya oleh kaum santri sebagai bentuk tanggung jawab yang lebih besar bahwa untuk keberlangsungan bangsa ini masyarakat Indonesia haruslah tetap memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama," katanya.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Jangan minder jadi santri
Baca juga: Hari Santri meneladani peran ulama dalam kemerdekaan
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: