Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengakui bahwa pelayanan yang diberikan pemerintah daerah di Sulawesi Tengah (Sulteng) masih belum maksimal untuk melayani masyarakat pada hari kedua belas pascabencana gempa bumi dan tsunami.

"Informasi yang saya terima, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, setelah saya perintahkan buka, ya buka. Tapi bahwa pelayanan itu belum maksimal iya, karena juga banyak keluarga mereka yang menjadi korban, ya kan?" kata Presiden seusai menghadiri Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) tahun 2018 di Jakarta, Rabu.

Gempa dengan magnitudo 7,4 skala mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9) sore. Gempa tersebut mengakibatkan sedikitnya korban tewas 2.002 jiwa. Sedangkan korban luka berat mencapai 4.084 orang, hilang 671 orang dan 74.044 jiwa warga yang mengungsi dan tersebar di 103 titik.

"Mereka sendiri yang rumahnya roboh tidak 1, 2 atau 3 orang. Contoh kepolisian kenapa juga di Palu dari sisi semangatnya pada awalnya 'drop' juga karena lebih dari 200 orang terseret oleh tsunami dan belum ketemu, baru ketemu 30 (orang) dari informasi yang saya terima," tambah Presiden.

Namun kondisi saat ini, aktivitas perekonomian masyarakat berangsur-angsur pulih misalnya di Pasar Masomba di Jalan Tanjung Dako, Palu dengan pedagang yang sudah mulai berjualan seperti biasa.

"Kondisi seperti itu harus kita ketahui, jangan mendesak-desak, ini mendesak, itu mendesak, kondisi lapangan berbeda dengan yang seperti kita bayangkan," ungkap Presiden.

Menurut Presiden, sejumlah fasilitas dasar untuk masyarakat juga sudah pulih.

"Yang paling penting menurut saya BBM sudah baik, listrik sudah di atas 70 persen (menyala). Saya kira kecepatan seperti itu harus kita apresiasi kepada yang mengerjakan di lapangan, yang mengoperasikan lagi tiang yang roboh, yang membetulkan kabel-kabel yang terputus, kerja berat tanpa peralatan yang memadai karena memang dikerjakan manual," tambah Presiden.

Dari 7 gardu listrik yang rubuh, menurut Presiden, saat ini sudah beroperasi hampir 70 persen.

"Gempa seperti ini memerlukan waktu untuk masuk dan normal kembali. Jangan sampai banyak yang berkomentar tapi tidak mengerti di lapangan," ungkap Presiden.

Namun menurut Presiden, pihak TNI, Polri, kementerian pusat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah berusaha semampunya.

"Masih ada kekurangan iya, saya akui iya, karena keadaannya tidak pada posisi ideal dan normal untuk menyelesaikan masalah itu," tambah Presiden.

Baca juga: Presiden: Distribusi logistik korban bencana perlu perbaikan
Baca juga: Presiden pastikan kebutuhan dasar warga Palu berangsur terpenuhi