Mendes nilai pelibatan masyarakat desa cegah ekstrimisme dan radikalisme
10 Oktober 2018 14:45 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo berfoto bersama para diskusi "pembangunan desa damai anti radikalisme" yang digelar PBB-UN Women di Hotel Alana Solo di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pserta diskusi mengatakan bahwa ada keterkaitan erat antara pembangunan desa dengan pencegahan terorisme dan ekstrimisme. foto humas PDTT
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan pentingnya pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme dan ekstrimisme
"Acara ini bagus sebagai keterkaitan antara pembangunan desa dengan penanggulangan terorisme dan ekstrimisme," demikian disampaikan Menteri Eko lewat siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Rabu (10/10).
Menteri Eko menyampaikan pernyataan itu saat menghadiri Diskusi Bersama bertema "pembangunan desa damai anti radikalisme" yang digelar PBB-UN Women di Hotel Alana Solo di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Lebih lanjut Menteri PDT menjelaskan dengan adanya pembangunan desa mulai dari infrastruktur hingga perekonomiannya, masyarakat desa akan terhindar dengan ancaman seperti terorisme.
Dalam kesempatan itu, Mendes PDTT juga menyampaikan tentang pertumbuhan desa yang cukup baik dengan adanya dana desa. Kendati di awal perjalanan mengalami kendala, namun berkat pembelajaran perangkat desa setempat dan dukungan berbagai pihak, masyarakat bisa berpartisipasi terhadap pembangunan desa.
Buktinya, kata dia, penyerapan dana desa terus naik dari 82 persen menjadi 98 persen.
Ia juga memaparkan keberhasilan dana desa yang kini telah berhasil membangun 158 ribu kilometer jalan, 1.000 kilometer jembatan, puluhan ribu PAUD, Polindes, Posyandu, dan bisa menurunkan angka stunting (kekurangan gizi akut) dan kemiskinan.
"Pertama kalinya kemiskinan di desa turunnya lebih cepat daripada di kota, semoga ke depan jumlah orang miskin di desa lebih kecil daripada di kota," ucapnya.
Dengan demikian, Menteri Eko yakin, ini akan membantu mengebalkan masyarakat dari adanya pengaruh terorisme hingga isu-isu radikalisme di Indonesia.
Acara diskusi tersebut dibuka oleh UN Women Representative and Liaison to ASEAN, Dr Sabine Machl, yang dalam pidato pembukaannya menerangkan mengenai pentingnya pembangunan desa damai termasuk dengan kemajuan perempuan, perdamaian, dan keamanan.
Berbagai narasumber yang berkompeten di bidangnya turut dihadirkan di antaranya adalah Direktur Non-Aktif Wahid Foundation Yenny Wahid dan Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto.(KR-FDA)
"Acara ini bagus sebagai keterkaitan antara pembangunan desa dengan penanggulangan terorisme dan ekstrimisme," demikian disampaikan Menteri Eko lewat siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Rabu (10/10).
Menteri Eko menyampaikan pernyataan itu saat menghadiri Diskusi Bersama bertema "pembangunan desa damai anti radikalisme" yang digelar PBB-UN Women di Hotel Alana Solo di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Lebih lanjut Menteri PDT menjelaskan dengan adanya pembangunan desa mulai dari infrastruktur hingga perekonomiannya, masyarakat desa akan terhindar dengan ancaman seperti terorisme.
Dalam kesempatan itu, Mendes PDTT juga menyampaikan tentang pertumbuhan desa yang cukup baik dengan adanya dana desa. Kendati di awal perjalanan mengalami kendala, namun berkat pembelajaran perangkat desa setempat dan dukungan berbagai pihak, masyarakat bisa berpartisipasi terhadap pembangunan desa.
Buktinya, kata dia, penyerapan dana desa terus naik dari 82 persen menjadi 98 persen.
Ia juga memaparkan keberhasilan dana desa yang kini telah berhasil membangun 158 ribu kilometer jalan, 1.000 kilometer jembatan, puluhan ribu PAUD, Polindes, Posyandu, dan bisa menurunkan angka stunting (kekurangan gizi akut) dan kemiskinan.
"Pertama kalinya kemiskinan di desa turunnya lebih cepat daripada di kota, semoga ke depan jumlah orang miskin di desa lebih kecil daripada di kota," ucapnya.
Dengan demikian, Menteri Eko yakin, ini akan membantu mengebalkan masyarakat dari adanya pengaruh terorisme hingga isu-isu radikalisme di Indonesia.
Acara diskusi tersebut dibuka oleh UN Women Representative and Liaison to ASEAN, Dr Sabine Machl, yang dalam pidato pembukaannya menerangkan mengenai pentingnya pembangunan desa damai termasuk dengan kemajuan perempuan, perdamaian, dan keamanan.
Berbagai narasumber yang berkompeten di bidangnya turut dihadirkan di antaranya adalah Direktur Non-Aktif Wahid Foundation Yenny Wahid dan Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto.(KR-FDA)
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Copyright © ANTARA 2018
Tags: