Palu (ANTARA News) - Perum Bulog Sulawesi Tengah tetap gencar membeli beras produksi petani pascagempa bumi dan tsunami yang melanda empat daerah di provinsi itu pada 28 September 2018.

"Kita tetap melaksanakan pembelian, meski sejumlah wilayah Sulteng dilanda bencana alam dahsyat," kata Kepala Bidang Pengadaan dan OPP Perum Bulog Sulteng, Bahar Haruna di Palu, Rabu.

Meski empat daerah di Sulteng diporak-porandakan gempa dan tsunami, tetapi Bulog tetap turun lapangan membeli beras petani untuk memenuhi target pengadaan nasional di daerah ini.

Hanya saja, kata dia, mitra Bulog (swasta) yang selama ini terlibat dalam kegiatan pengadaan beras di Sulteng masih belum berani menjual beras kepada Bulog, sebab khawatir situasi keamanan di perjalanan.

Mereka masih menunggu sampai kondisi sudah normnal, baru menjual stok beras kepada Bulog.

Namun demikian, kata Bahar, stok beras di gudang masih cukup memadai, termasuk untuk disalurkan kepada korban gempa, mendukung operasi pasar pasca gempa dan juga jatah beras bansor bagi masyarakat miskin.

Bulog Sulteng hingga kini sudah merealisasi pembelian beras petani di daerah ini sekitar 13.000 ton dari targer yang ditetapkan selama musim panen (MP) 2018 ini sebanyak 50.000 ton.

Pengadaan beras sebanyak itu, tersebar di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulteng.

Bulog Sulteng sejak tiga tahun terakhir sudah mandiri dalam pemenuhan beras dari hasil produksi petani di sejumlah sentra produksi di Sulteng. Bulog Sulteng tidak lagi menerima beras impor.

Baca juga: Bulog jamin beras untuk korban gempa Palu cukup
Baca juga: Bulog Sulteng salurkan beras 200 ton untuk korban gempa