190.180 warga Sigi masih bertahan di pengungsian
10 Oktober 2018 08:40 WIB
Arsip Foto. Suasana Posko Pengungsi di Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi, Minggu (7/10), ketika warga menunggu mendapat layanan dalam Aksi Layanan Kesehatan (ALS) Dompet Dhuafa di Kabupaten Sigi. (ANTARA News/Genta Tenri Mawangi)
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Sebanyak 190.180 korban gempa di Kabupaten Sigi masih bertahan di lokasi pengungsian pada Rabu.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi Gayus Sampe mengatakan para pengungsi tersebar di 12 dari 16 kecamatan yang pada 28 September terdampak bencana.
Warga terdampak bencana tinggal di lokasi pengungsian di Kecamatan Biromaru, Dolo, Marawola, Dolo Selatan, Kulawi, Lindu, Pipikoro, Kulawi Selatan, Konovaro, Gumbasa, Tanambulava, Dolo Barat, Palolo, Kinovaro dan Nokilalaki.
Sampai saat ini, kata Gayus, sebagian warga belum mau kembali ke rumah meski tempat tinggal mereka hanya mengalami kerusakan ringan atau sama sekali tidak rusak.
Warga memilih tinggal sementara di lokasi pengungsian meski hanya berteduh di tenda-tenda dan makan seadanya karena takut gempa datang lagi.
Gempa-gempa susulan kecil sampai sekarang kadang masih terjadi, dan setiap kali merasakan getaran warga yang tinggal di dalam tenda langsung berhamburan keluar.
"Saya baru akan kembali pulang jika kondisi sudan benar-benar normal. Artinya sudah tidak ada gempa susulan," kata Ny Mety, warga Desa Bolapapu di Kecamatan Kulawi.
Barnabas, warga Kecamatan Lindu, juga demikian. Ia mengaku lebih tenang tinggal di tenda darurat ketimbang pulang ke rumah dengan kekhawatiran menghadapi dampak gempa.
Baca juga:
Kondisi Palu, Donggala, Sigi berangsur membaik
Warga Sigi gotong-royong bangun mushalla di pengungsian
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi Gayus Sampe mengatakan para pengungsi tersebar di 12 dari 16 kecamatan yang pada 28 September terdampak bencana.
Warga terdampak bencana tinggal di lokasi pengungsian di Kecamatan Biromaru, Dolo, Marawola, Dolo Selatan, Kulawi, Lindu, Pipikoro, Kulawi Selatan, Konovaro, Gumbasa, Tanambulava, Dolo Barat, Palolo, Kinovaro dan Nokilalaki.
Sampai saat ini, kata Gayus, sebagian warga belum mau kembali ke rumah meski tempat tinggal mereka hanya mengalami kerusakan ringan atau sama sekali tidak rusak.
Warga memilih tinggal sementara di lokasi pengungsian meski hanya berteduh di tenda-tenda dan makan seadanya karena takut gempa datang lagi.
Gempa-gempa susulan kecil sampai sekarang kadang masih terjadi, dan setiap kali merasakan getaran warga yang tinggal di dalam tenda langsung berhamburan keluar.
"Saya baru akan kembali pulang jika kondisi sudan benar-benar normal. Artinya sudah tidak ada gempa susulan," kata Ny Mety, warga Desa Bolapapu di Kecamatan Kulawi.
Barnabas, warga Kecamatan Lindu, juga demikian. Ia mengaku lebih tenang tinggal di tenda darurat ketimbang pulang ke rumah dengan kekhawatiran menghadapi dampak gempa.
Baca juga:
Kondisi Palu, Donggala, Sigi berangsur membaik
Warga Sigi gotong-royong bangun mushalla di pengungsian
Pewarta: Anas Masa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: