5.000 perempuan berbatik pecahkan rekor muri
9 Oktober 2018 14:51 WIB
Rekor Muri Parade Batik Medan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin (kiri) bersama Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution (kanan) dan masyarakat mengenakan baju batik pada parade batik Medan di kawasan Jalan Kesawan Medan, Sumatera Utara, Minggu (16/7/2017). Parade yang diikuti 2.500 peserta tersebut mendapat rekor MURI sebagai peserta parade batik Medan terbanyak. (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
Bandung (ANTARA News) - Sekitar 5.000 perempuan yang terdiri dari kaum ibu dan remaja putri berbusana batik berhasil memecahkan rekor dunia MURI perempuan berbusana batik terbanyak yang diadakan oleh Perhimpunan Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) Jawa Barat di Bandung, Selasa.
Sertifikat pemecahan rekor dunia untuk perempuan berbusana batik terbanyak tersebut diserahkan oleh Senior Manager Museum Rekor Indonesia (MURI) Yusuf Ngadri kepada Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perwira Jawa Barat Rini sujianti di Halaman Gedung Sate.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Umum DPP Perwira Elza Syarif dan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya.
"Kami bersyukur dan bangga atas pemecahan rekor MURI untuk perempuan berbusana batik terbanyak ini. Tanpa dukungan dari berbagai pihak seperti Pak Gubernur Jabar dan aparatur di Jabar, kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik. Terima kasih atas dukungan ibu-ibu semua," kata Elza Syarif.
Elza mengaku bangga dengan batik sebagai warisan nenek moyang bangsa ini telah resmi diakui UNESCO dan dimasukkan dalam daftar?representative?sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).
"Saya bersyukur bahwa saat ini batik sebagai heritage bangsa dan dunia. Ini sebuah kebanggaan untuk kita bahwa neneng moyang kita punya warisan yang diakui dunia sehingga kita sebagai generasi penerus saat ini harus mempertahankannya," kata dia.
Dia menuturkan kegiatan yang diadakan Perwira bukan hanya sebatas kegiatan kumpul-kumpul perempuan semata namun akan menjadi tonggak pergerakan perempuan bangsa Indonesia.
"Perempuan akan kami ajak untuk bisa mandiri dengan cara mencari dana sendiri. Jadi tidak perlu mengemis-ngemis tapi perempuan bisa bekerja di rumahnya sambil jaga anak-anak dan memelihara suami di rumahnya," kata dia.
Sementara itu, Ketua DPD Perwira Jawa Barat Rini Sujianti menambahkan kegiatan pemecahan rekor MURI tersebut merupakan bagian peringatan Hari Batik Nasional yang diperingati pada 2 Oktober 2018.
"Jadi kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi kami terhadap batik sebagai warisan nenek moyang kita yang telah diakui dunia. Selain rekor MURI ada juga kegiatan lain seperti pameran atau bazar UMKM sebanyak 300 gerai. Lalu ada zumba party dan senam maumere," katanya.
Pihaknya berharap, dengan adanya kegiatan tersebut seluruh generasi muda saat ini bisa lebih mencintai batik.
Baca juga: UMKM kenalkan batik Lasem kepada delegasi IMF
Baca juga: Kemarin, Barbie berbaju batik hingga gadget baru dari Lenovo
Sertifikat pemecahan rekor dunia untuk perempuan berbusana batik terbanyak tersebut diserahkan oleh Senior Manager Museum Rekor Indonesia (MURI) Yusuf Ngadri kepada Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perwira Jawa Barat Rini sujianti di Halaman Gedung Sate.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Umum DPP Perwira Elza Syarif dan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya.
"Kami bersyukur dan bangga atas pemecahan rekor MURI untuk perempuan berbusana batik terbanyak ini. Tanpa dukungan dari berbagai pihak seperti Pak Gubernur Jabar dan aparatur di Jabar, kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik. Terima kasih atas dukungan ibu-ibu semua," kata Elza Syarif.
Elza mengaku bangga dengan batik sebagai warisan nenek moyang bangsa ini telah resmi diakui UNESCO dan dimasukkan dalam daftar?representative?sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).
"Saya bersyukur bahwa saat ini batik sebagai heritage bangsa dan dunia. Ini sebuah kebanggaan untuk kita bahwa neneng moyang kita punya warisan yang diakui dunia sehingga kita sebagai generasi penerus saat ini harus mempertahankannya," kata dia.
Dia menuturkan kegiatan yang diadakan Perwira bukan hanya sebatas kegiatan kumpul-kumpul perempuan semata namun akan menjadi tonggak pergerakan perempuan bangsa Indonesia.
"Perempuan akan kami ajak untuk bisa mandiri dengan cara mencari dana sendiri. Jadi tidak perlu mengemis-ngemis tapi perempuan bisa bekerja di rumahnya sambil jaga anak-anak dan memelihara suami di rumahnya," kata dia.
Sementara itu, Ketua DPD Perwira Jawa Barat Rini Sujianti menambahkan kegiatan pemecahan rekor MURI tersebut merupakan bagian peringatan Hari Batik Nasional yang diperingati pada 2 Oktober 2018.
"Jadi kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi kami terhadap batik sebagai warisan nenek moyang kita yang telah diakui dunia. Selain rekor MURI ada juga kegiatan lain seperti pameran atau bazar UMKM sebanyak 300 gerai. Lalu ada zumba party dan senam maumere," katanya.
Pihaknya berharap, dengan adanya kegiatan tersebut seluruh generasi muda saat ini bisa lebih mencintai batik.
Baca juga: UMKM kenalkan batik Lasem kepada delegasi IMF
Baca juga: Kemarin, Barbie berbaju batik hingga gadget baru dari Lenovo
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: