Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun ke tingkat terendah lebih dari satu minggu pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena imbal hasil obligasi AS tetap tinggi dan indeks dolar AS menguat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 17 dolar AS atau 1,41 persen, menjadi ditutup pada 1.188,6 dolar AS per ounce.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mengakhiri pekan lalu dekat 3,23 persen, mundur dari tingkat paling tajam beberapa minggu sebelumnya namun masih melayang di dekat tingkat tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Para analis mengatakan bahwa meningkatnya imbal hasil obligasi terus menarik para investor dari emas.
Sementara itu, data ekonomi kuat terbaru juga meningkatkan kemungkinan Federal Reserve AS menaikkan suku bunganya pada Desember dan 2019, yang pada gilirannya memperkuat dolar AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,15 persen menjadi 95,75 pada pukul 19.10 GMT.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan turun, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 32 sen AS atau 2,18 persen, menjadi menetap di 14,329 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Januari 2019 turun 6,2 dolar AS atau 0,75 persen, menjadi ditutup pada 818,3 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas turun tertekan kenaikan imbal hasil obligasi AS
Emas turun ke terendah satu pekan tertekan penguatan Dolar AS
9 Oktober 2018 05:17 WIB
Emas batangan dengan kemurnian 99,99 persen di pabrik logam mulia Krastsvetmet, di Krasnoyarsk, Rusia. (REUTERS/Ilya Naymushin)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018
Tags: