Jakarta (ANTARA News) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menilai penyelenggaraan kompetisi sepak bola Gala Siswa Indonesia (GSI) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi ajang kaderisasi atlet.

"Apa yang dilakukan oleh Kemendikbud (penyelenggaraan GSI) sangat penting untuk kaderisasi atlet," ujar Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga dan Bidang Pembinaan Organisasi KONI, Mayjen (Purn) Suwarno, usai penyelenggaraan konferensi pers GSI di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan sejumlah negara sudah menerapkan kaderisasi atlet mulai dari sekolah. Tidak hanya atlet, pihaknya dan Kemendikbud juga bekerja sama dalam mencetak pelatih, salah satunya dengan melatih guru pendidikan olahraga untuk mendapatkan lisensi pelatih.

Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri, mengatakan negara yang berkembang sepakbolanya melalui dua hal yakni prestasi dan pendidikan.

"Yang pasti pemain terbaik, tidak ada yang tidak sekolah. Kompetisi ini bertujuan untuk mencari pemain berkualitas," kata Indra.

Indra mengatakan pihaknya saat ini sedang menilai sebanyak 612 anak yang ikut dalam GSI tingkat nasional. Pihaknya sudah membentuk tim pembinaan dan akan melaporkan pemain-pemain terbaik ke pihak kementerian.

Melalui GSI, pihaknya tidak perlu blusukan ke desa-desa, karena 612 anak yang ikut merupakan cikal bakal pemain timnas.

Menurut Indra, dalam sepak bola ada empat hal yang diperhatikan yakni keahlian, kecerdasan, fisik, dan mental.

"Kalau mental tidak ada, maka hilanglah ketiganya," ujarnya.

Indra menjelaskan semakin banyak kompetisi, maka semakin bagus untuk pencarian bakat. Menurut dia, selama ini sulit mencari pemain bagus, maka dengan semakin banyaknya kompetisi semakin memudahkan pencarian bakat.*

Baca juga: Kemendikbud gelar kompetisi GSI tingkat nasional

Baca juga: Pencarian bibit unggul atlet dimulai dari sekolah