Jakarta (ANTARA News) - Pecatur Indonesia Debi Ariesta yang bertanding pada klasifikasi V1-B1 di Asian Para Games 2018 sempat merasa tegang menghadapi pecatur Iran namun ia berhasil memenangkan pertandingan.

"Awalnya tegang, stress apalagi ketemu lawannya Vietnam. Dari dulu saya sering ketemu Vietnam kadang kalah kadang menang. Sedangkan Iran baru ketemu jadi dari kemarin tegang terus," kata Debi di GOR Cempaka Putih Jakarta, Senin.

Debi berhasil menang pada babak pertama dan kedua di hari pertama pertandingan catur Asian Para Games pada Minggu (7/10/2018).

Di hari kedua, ia juga memenangkan babak ketiga melawan pecatur Iran Maliheh Safei.

"Saya berusaha menenangkan diri, banyak berzikir saja dan berdoa," tambah peraih dua emas dan perak pada ajang ASEAN Para Games 2017 di Kuala Lumpur.

Selain zikir dan berdoa serta tetap tenang, arahan pelatih menjadi motivasi dan semangat sehingga Debi dan tim menjadi lebih percaya diri menghadapi lawan.

Apalagi menghadapi lawan yang belum diketahui kekuatannya yaitu pecatur dari Iran. Debi berhasil memenangkan babak ketiga melawan pecatur Iran Maliheh Safei.

Dari pertandingan tersebut Debi mulai bisa membaca dan mengukur kekuatan lawan. Menurut Debi, pecatur Vietnam bermain pada posisi menunggu sementara Iran bermain agresif.

"Vietnam beda mainnya dengan Iran. Vietnam main posisi mereka menunggu lawannya salah, sabar banget kalau saya main waktu jadi saya bermain cepat. Sedangkan Iran mainnya agresif, lebih berani," tambah dia.

Ia berharap dapat terus memenangkan pertandingan pada babak berikutnya Sehingga bisa memperoleh medali emas.


Baca juga: Tim catur Indonesia menangkan tujuh pertandingan babak ketiga
Baca juga: Tim catur Indonesia masih memimpin di klasifikasi V1
Baca juga: Edy Suryanto lawan terberat pecatur Vietnam