Indonesia Negara Bebas dan Sehat, Kata Presiden Bush
31 Agustus 2007 13:01 WIB
Washington DC (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS), George Walker Bush, menilai Indonesia adalah negara yang bebas, karena rakyatnya diperbolehkan mengemukakan pendapat mereka di tempat umum.
"Indonesia negara yang bebas, rakyat diperbolehkan mengemukakan pendapat. Itu menandakan masyarakat yang sehat," kata Bush, di Gedung Putih, Washington, Kamis (Jumat WIB), dalam perbincangan dengan ANTARA, The Australian (Australia), Yomiuri Shimbun (Jepang), Bernama (Malaysia) dan The Straits Times (Singapura).
Pernyataan Bush itu terkait dengan kegiatan Ustadz Abubakar Ba`asyir setelah bebas di penjara sejak 14 Juni 2006. AS adalah salah satu negara yang menyatakan kekecewaan terhadap pembebasan Ba`asyir, ustadz yang dianggap sebagai pemimpin Jamaah Islamiyah.
Kendati menganggap kegiatan Ba`asyir selepas dari penjara sebagai bagian dari kebebasan mengemukakan pendapat, Bush pada saat yang sama mengingatkan Indonesia agar berhati-hati terhadap "siapa pun yang menjunjung kekerasan, ekstremisme, dan radikalisme".
Ia menunjuk peristiwa bom Bali sebagai contoh kasus tewasnya orang-orang tidak bersalah yang menjadi korban pihak-pihak yang memiliki tujuan ideologis.
"Negara Anda (Indonesia, red) mengalami beberapa kasus pembunuhan yang mengerikan. Demikian juga negara saya. Saya yakin bahwa kebanyakan orang Indonesia menolak prilaku seperti itu," katanya lagi.
Bush mengingatkan Indonesia agar berhati-hati terhadap pihak-pihak yang disebutnya memiliki `pandangan politik gelap`.
"Pemerintahan Indonesia adalah pemerintahan yang berdasarkan hukum dan akan bertindak sesuai hukum. Siapa pun yang menganjurkan kekerasan atas nama pandangan politik yang gelap, perlu disikapi secara serius," kata Bush.
Ke APEC
Dalam perbincangan yang berlangsung di Ruangan Roosevelt, Bush memaparkan tentang rencananya mengunjungi Australia pada awal September mendatang untuk mengikuti pertemuan pemimpin ekonomi Asia-Pasifik (APEC), yang disebutnya sebagai kesempatan baik untuk bertemu dengan para pemimpin negara untuk menyelesaikan berbagai masalah dunia.
Selain tentang ekonomi dan perubahan iklim, Bush juga mengungkapkan bahwa salah satu masalah yang ingin dibahasnya adalah tentang upaya memerangi radikalisme.
"Kita berada di tengah perjuangan ideologis, perjuangan yang akan kita menangkan. Tapi itu perlu pemecahan dan dedikasi," ujarnya.
Dalam dunia Islam, ujarnya, orang-orang perlu mengerti bahwa perang terhadap teror bukan berarti perang terhadap kaum Muslimin, melainkan perang terhadap mereka yang membunuh orang-orang tidak berdosa.
"Karena itu, penting bagi para pemimpin (dunia) dan negara-negara untuk bekerja sama mencegah pembunuhan terhadap orang yang tidak berdosa. Pada saat yang sama, kita memastikan bahwa Amerika menghormati agama dan hak menjalankan ibadah. Dalam hal Islam, menghargai Islam sebagai bagian penting dari kancah dunia," kata Bush. (*)
Copyright © ANTARA 2007
Tags: