Sebagian warga Sigi mulai bersihkan rumah
7 Oktober 2018 20:11 WIB
Kawasan hutan di tepi Danau Lindu, di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang disebut Bamba diajukan sebagai salah satu Hutan Adat Lindu. (ANTARA/Virna P Setyorini)
Sigi, Sulteng (ANTARA News) - Sebagian warga Kabupaten Sigi memasuki hari kesembilan pascagempa bumi 7,4 Skala Richter (SR) yang mengguncang empat wilayah kabupaten di Sulawesi Tengah (Sulteng) memanfaat hari libur akhir pekan dengan membesihkan rumah mereka.
Sejumlah warga desa di Kecamatan Lindu, yang merupakan salah satu dari empat kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulteng, Minggu, kembali ke rumah masing-masing dari lokasi pengungsian untuk sekadar melihat dan juga membersihkan rumah mereka, yang rusak akibat gempa.
Pantauan Antara, warga di Desa Puro`o, Langko, Tomado dan Anca, usai melakukan ibadah di gereja langsung pulang ke rumah dan mulai membersihkan rumah mereka dari puing-puing bangunan yang berserakan.
Joni, salah seorang warga korban gempa di Desa Anca mengatakan rumahnya mengalami kerusakan yang cukup parah akibat gempa.
"Tetapi saya bersyukur semua keluarga, istri dan anak-anak, semuanya selamat," kata dia.
Hal senada juga disampai Yafet, warga Desa Puro`o, desa paling parah di Kecamatan Lindu yang terdampak gempa bumi.
Meski harus mengalami cacat kaki akibat gempa bumi pada 28 September 2018, namun dirinya bersyukur semua anggota keluarganya selamat.
Saat gempa terjadi, dia dan istri dan langsung berlari keluar dari rumah ke jalan hingga sempat terjatuh karena guncangan yang cukup keras.
Sebelumnya, Lindu pernah diguncang gempa beberapa tahun lalu dan banyak rumah rusak. Tapi gempa kali ini benar-benar dirasakan warga sangat dahsyat guncangannya.
Warga setempat mengalami trauma berat dan memilih tinggal di pengungsian dari pada pulang ke rumah, meskipun ada pula warga yang rumahnya tidak rusak.
Hingga kini jalan menuju Lindu dari Desa Sadaunta putus total karena tertimbun longsor akibat gempa bumi.
Kecamatan Lindu sekitar 2.000 meter dari permukaan laut saat ini hanya bisa ditemukan dengan helikopter. Bantuan logistik untuk korba di daerah itu dilakukan menggunakan Helikopter.
Lindu merupakan daerah tujuan wisata yang selama ini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.
Baca juga: Desa Jonooge Kabupatean Sigi masih terisolir
Baca juga: Jalan Trans Sulawesi di Sigi bisa dilewati
Sejumlah warga desa di Kecamatan Lindu, yang merupakan salah satu dari empat kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulteng, Minggu, kembali ke rumah masing-masing dari lokasi pengungsian untuk sekadar melihat dan juga membersihkan rumah mereka, yang rusak akibat gempa.
Pantauan Antara, warga di Desa Puro`o, Langko, Tomado dan Anca, usai melakukan ibadah di gereja langsung pulang ke rumah dan mulai membersihkan rumah mereka dari puing-puing bangunan yang berserakan.
Joni, salah seorang warga korban gempa di Desa Anca mengatakan rumahnya mengalami kerusakan yang cukup parah akibat gempa.
"Tetapi saya bersyukur semua keluarga, istri dan anak-anak, semuanya selamat," kata dia.
Hal senada juga disampai Yafet, warga Desa Puro`o, desa paling parah di Kecamatan Lindu yang terdampak gempa bumi.
Meski harus mengalami cacat kaki akibat gempa bumi pada 28 September 2018, namun dirinya bersyukur semua anggota keluarganya selamat.
Saat gempa terjadi, dia dan istri dan langsung berlari keluar dari rumah ke jalan hingga sempat terjatuh karena guncangan yang cukup keras.
Sebelumnya, Lindu pernah diguncang gempa beberapa tahun lalu dan banyak rumah rusak. Tapi gempa kali ini benar-benar dirasakan warga sangat dahsyat guncangannya.
Warga setempat mengalami trauma berat dan memilih tinggal di pengungsian dari pada pulang ke rumah, meskipun ada pula warga yang rumahnya tidak rusak.
Hingga kini jalan menuju Lindu dari Desa Sadaunta putus total karena tertimbun longsor akibat gempa bumi.
Kecamatan Lindu sekitar 2.000 meter dari permukaan laut saat ini hanya bisa ditemukan dengan helikopter. Bantuan logistik untuk korba di daerah itu dilakukan menggunakan Helikopter.
Lindu merupakan daerah tujuan wisata yang selama ini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.
Baca juga: Desa Jonooge Kabupatean Sigi masih terisolir
Baca juga: Jalan Trans Sulawesi di Sigi bisa dilewati
Pewarta: Anas Masa
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018
Tags: