Sebagian guru di Palu sudah siap mengajar lagi
7 Oktober 2018 16:29 WIB
Arsip Foto. Relawan mengajak bermain anak-anak korban gempa dan tsunami Palu-Donggala di kantor Dinas Sosial, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10/2018). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Palu, Suawesi Tengah (ANTARA News) - Sebagian guru di Kota Palu menyatakan sudah siap mengajar lagi setelah kegiatan belajar mengajar terhenti akibat gempa dan tsunami yang melanda Palu, Donggala dan Sigi pada 28 September.
Guru SMKN 4 Palu Patrini Hadjli (43) di tempat pengungsian di Dusun Ranoropa, Desa Loru, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Minggu, mengatakan ia siap kembali mengajar meski di kelas-kelas darurat di bawah tenda.
Hingga saat ini ia mengaku belum mendapatkan informasi dari pihak sekolah maupun dinas terkait mengenai kapan aktivitas belajar-mengajar di Kota Palu akan diaktifkan kembali.
"Saya belum dapat informasi apa-apa, karena telepon genggam saya juga terjatuh waktu menyelamatkan diri dari lumpur. Hanya memang saya tahu Kepala Sekolah sempat bertanya pada kakak saya apakah saya selamat dari bencana, tapi tidak memberi informasi kapan aktivitas sekolah berjalan lagi," jelasnya.
Kendati demikian sampai hari ke-10 pascabencana Patrini belum sekalipun keluar dari pengungsian dan melihat kondisi sekolah tempatnya mengajar.
"Saya ingin sekali lihat sekolah, tapi jaraknya cukup jauh dari pengungsian, sementara motor sudah tidak ada," ujar dia.
Kepala Sekolah Dasar Inpres Watusampu di Palu, Arham, mengatakan sekolah yang ada di perbatasan rata-rata bangunannya sudah rata dengan tanah.
Dia berharap bantuan tenda atau terpal segera datang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan supaya para guru bisa mendirikan kelas-kelas darurat.
"Kita intinya perlu harus bergerak. Sekarang trauma anak luar biasa, ada motor lewat saja mereka takut. Karenanya, segera lah sekolah darurat didirikan," kata dia.
Sementara Kepala SMKN 1 Donggala Hamka mengatakan wilayah Donggala mengalami dua musibah. Bagian baratnya, di perbatasan antara Palu dan Toli-toli, terkena gempa, dan wilayah pesisirnya diterjang tsunami.
Ia menjelaskan bahwa dari 13 SMKN di sana, lima di antaranya rusak sedang dan delapan lainnya rusak ringan.
Hamka menegaskan sekolah bersedia membuat tenda-tenda darurat agar proses belajar dan mengajar bisa dijalankan kembali.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah Irwan Lahace sebelumnya mengatakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada 8 Oktober aktivitas sekolah akan dilaksanakan lagi.
Baca juga:
Pemerintah segera dirikan sekolah darurat di Sulteng
Kemendikbud fokus tangani masalah sekolah di Sulteng
Guru SMKN 4 Palu Patrini Hadjli (43) di tempat pengungsian di Dusun Ranoropa, Desa Loru, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Minggu, mengatakan ia siap kembali mengajar meski di kelas-kelas darurat di bawah tenda.
Hingga saat ini ia mengaku belum mendapatkan informasi dari pihak sekolah maupun dinas terkait mengenai kapan aktivitas belajar-mengajar di Kota Palu akan diaktifkan kembali.
"Saya belum dapat informasi apa-apa, karena telepon genggam saya juga terjatuh waktu menyelamatkan diri dari lumpur. Hanya memang saya tahu Kepala Sekolah sempat bertanya pada kakak saya apakah saya selamat dari bencana, tapi tidak memberi informasi kapan aktivitas sekolah berjalan lagi," jelasnya.
Kendati demikian sampai hari ke-10 pascabencana Patrini belum sekalipun keluar dari pengungsian dan melihat kondisi sekolah tempatnya mengajar.
"Saya ingin sekali lihat sekolah, tapi jaraknya cukup jauh dari pengungsian, sementara motor sudah tidak ada," ujar dia.
Kepala Sekolah Dasar Inpres Watusampu di Palu, Arham, mengatakan sekolah yang ada di perbatasan rata-rata bangunannya sudah rata dengan tanah.
Dia berharap bantuan tenda atau terpal segera datang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan supaya para guru bisa mendirikan kelas-kelas darurat.
"Kita intinya perlu harus bergerak. Sekarang trauma anak luar biasa, ada motor lewat saja mereka takut. Karenanya, segera lah sekolah darurat didirikan," kata dia.
Sementara Kepala SMKN 1 Donggala Hamka mengatakan wilayah Donggala mengalami dua musibah. Bagian baratnya, di perbatasan antara Palu dan Toli-toli, terkena gempa, dan wilayah pesisirnya diterjang tsunami.
Ia menjelaskan bahwa dari 13 SMKN di sana, lima di antaranya rusak sedang dan delapan lainnya rusak ringan.
Hamka menegaskan sekolah bersedia membuat tenda-tenda darurat agar proses belajar dan mengajar bisa dijalankan kembali.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah Irwan Lahace sebelumnya mengatakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada 8 Oktober aktivitas sekolah akan dilaksanakan lagi.
Baca juga:
Pemerintah segera dirikan sekolah darurat di Sulteng
Kemendikbud fokus tangani masalah sekolah di Sulteng
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: