Luhut ajak delegasi pertemuan IMF berkontribusi untuk Palu
6 Oktober 2018 10:56 WIB
Ilustrasi: Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan (tengah) saat menghadiri doa bersama menyambut pertemuan IMF-WB di halaman Monumen Bajra Sandhi, Denpasar, Jumat (28/9). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/aww.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada Jumat (5/10) bertolak dari Bali menuju Palu Sulawesi Tengah dan turut mengajak rombongan Secretary of the Fund and the International Monetary and Financial Committee IMF Jianhai Lin.
"Saya dengan Mr Jianhai datang untuk melihat dan kami bersama-sama membantu berikan sumbangan kepada pengungsi," kata Menko Luhut dalam perjalanan meninggalkan Palu dengan pesawat Hercules A-1341 milik TNI-AU, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Empat lokasi di Palu yang dikunjungi adalah RSU Anutapura Palu, Perumnas Balaroa, Pegunungan Gawalise, dan Posko Bantuan di kantor Detasemen TNI-AU Mutiara Palu.
Luhut menegaskan bahwa penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali tidak membuat pemerintah abai menangani bencana di Sawesi Tengah.
Oleh karenanya, Luhut mengajak delegasi IMF dan World Bank (WB) untuk melihat upaya pemerintah Indonesia dalam pemulihan di Palu dan Donggala setelah diterpa bencana gempa bumi dan tsunami pada 28 September lalu.
"Yang di Bali itu saya ajak mereka dan kebetulan mereka sendiri mau. Hanya tadinya mereka nggak tahu caranya bagaimana," ujar Luhut.
Hal ini terbukti dengan hadirnya juga Country Director World Bank untuk Indonesia Rodrigo Chaves di Palu bersama rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menkopolhukam Wiranto di hari yang sama.
Seusai melihat kondisi daerah bencana khususnya di Perumnas Balaroa, Menko Luhut menyatakan simpatinya. Di sisi lain, ia juga bangga terhadap masyarakat yang percaya bahwa pemerintah akan datang memberikan bantuan.
Jumlah pengungsi di posko pengungsi Pegunungan Gawalise Kelurahan Duyu dilaporkan sebanyak 2.843 kepala keluarga, sedangkan di Posko Bantuan TNI-AU terdapat 577 jiwa.
Ada pun total bantuan yang diserahkan dalam tahap satu yakni 20 ton beras, 5.000 bungkus biskuit, 100.000 bungkus mie instan. Bantuan selanjutnya sedang dalam proses pengiriman dengan menggunakan kapal Baruna Jaya milik BPPT pada 3 Oktober lalu.
Selain bantuan pangan, warga pengungsi juga mengharapkan bantuan berupa fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus).
Menanggapi hal tersebut Menko Luhut mengupayakan untuk meminta partisipasi Kementerian ESDM menyediakan alat bor sumur untuk disumbangkan dan dukungan Detasemen Zeni Bangunan TNI (Denzibang) untuk instalasinya.
"Kami sedang usahakan tiga sumur bor di tiga titik yang mereka minta," ujar Luhut terhadap permintaan warga selain juga mengidentifikasi daerah-daerah lain yang belum terjangkau bantuan.
Baca juga: Luhut: Jumlah peserta pertemuan IMF-WB melebihi ekspektasi
"Saya dengan Mr Jianhai datang untuk melihat dan kami bersama-sama membantu berikan sumbangan kepada pengungsi," kata Menko Luhut dalam perjalanan meninggalkan Palu dengan pesawat Hercules A-1341 milik TNI-AU, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Empat lokasi di Palu yang dikunjungi adalah RSU Anutapura Palu, Perumnas Balaroa, Pegunungan Gawalise, dan Posko Bantuan di kantor Detasemen TNI-AU Mutiara Palu.
Luhut menegaskan bahwa penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali tidak membuat pemerintah abai menangani bencana di Sawesi Tengah.
Oleh karenanya, Luhut mengajak delegasi IMF dan World Bank (WB) untuk melihat upaya pemerintah Indonesia dalam pemulihan di Palu dan Donggala setelah diterpa bencana gempa bumi dan tsunami pada 28 September lalu.
"Yang di Bali itu saya ajak mereka dan kebetulan mereka sendiri mau. Hanya tadinya mereka nggak tahu caranya bagaimana," ujar Luhut.
Hal ini terbukti dengan hadirnya juga Country Director World Bank untuk Indonesia Rodrigo Chaves di Palu bersama rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menkopolhukam Wiranto di hari yang sama.
Seusai melihat kondisi daerah bencana khususnya di Perumnas Balaroa, Menko Luhut menyatakan simpatinya. Di sisi lain, ia juga bangga terhadap masyarakat yang percaya bahwa pemerintah akan datang memberikan bantuan.
Jumlah pengungsi di posko pengungsi Pegunungan Gawalise Kelurahan Duyu dilaporkan sebanyak 2.843 kepala keluarga, sedangkan di Posko Bantuan TNI-AU terdapat 577 jiwa.
Ada pun total bantuan yang diserahkan dalam tahap satu yakni 20 ton beras, 5.000 bungkus biskuit, 100.000 bungkus mie instan. Bantuan selanjutnya sedang dalam proses pengiriman dengan menggunakan kapal Baruna Jaya milik BPPT pada 3 Oktober lalu.
Selain bantuan pangan, warga pengungsi juga mengharapkan bantuan berupa fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus).
Menanggapi hal tersebut Menko Luhut mengupayakan untuk meminta partisipasi Kementerian ESDM menyediakan alat bor sumur untuk disumbangkan dan dukungan Detasemen Zeni Bangunan TNI (Denzibang) untuk instalasinya.
"Kami sedang usahakan tiga sumur bor di tiga titik yang mereka minta," ujar Luhut terhadap permintaan warga selain juga mengidentifikasi daerah-daerah lain yang belum terjangkau bantuan.
Baca juga: Luhut: Jumlah peserta pertemuan IMF-WB melebihi ekspektasi
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: