Kemenkes: Kasus influenza di pengungsian mulai meningkat
5 Oktober 2018 21:25 WIB
Warga korban gempa dan tsunami mengantre bantuan makanan di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10/2018). Memasuki hari ketujuh pascagempa, bantuan dari berbagai pihak mulai dibagikan di sejumlah wilayah terdampak gempa dan tsunami. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye
Palu (ANTARA News) - Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan kasus influenza mulai meningkat di pos-pos pengungsian pascagempa 7,4 skala richter yang mengguncang Sulawesi Tengah.
Achmad mengatakan di Palu, Jumat, gejala-gejala penyakit mulai muncul pada kelompok rentan yang daya tahan tubuhnya rendah.
"Pasti dengan tinggal di pengungsian dengan fasilitas yang seadanya selama seminggu ini kelompok rentan khususnya balita karena daya tahan tubuhnya belum sebaik orang dewasa pasti yang akan sakit duluan. Kami sudah identifikasi bahwa sekarang sudah mulai banyak meningkat kasus influenza batuk pilek," kata Yurianto.
Dia menerangkan kasus influenza pada pengungsi tersebut akan berubah menjadi infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) apabila tidak segera ditangani oleh tim medis.
Selain itu Yurianto menerangkan penyakit lain yang muncul ialah gangguan pada pencernaan akibat keterbatasan air dan sanitasi yang masih belum memadai.
"Makanan masih merupakan yang didapat dari mana saja, penyakit gangguan pencernaan mual, muncul diare dan sebagainya. Ini sesuatu yang sudah kita antisipasi," kata dia.
Yurianto mengatakan permasalahan dasar dari munculnya berbagai kasus tersebut dikarenakan pengungsian yang tidak layak, sanitasi yang tidak sehat, dan kebutuhan air bersih yang kurang.
Dia menambahkan penyakit-penyakit yang terkait dengan kejiwaan juga sudah mulai muncul.
"Orang yang kehilangan keluarga, yang tidak pasti keluarganya di mana, itu mau tidak mau sudah menjadi penyakit. Mulai dia stress dan sebagainya ini juga penyakit yang harus kita lihat. Oleh karena itu terapi kita lakukan," kata Yurianto.
Achmad mengatakan di Palu, Jumat, gejala-gejala penyakit mulai muncul pada kelompok rentan yang daya tahan tubuhnya rendah.
"Pasti dengan tinggal di pengungsian dengan fasilitas yang seadanya selama seminggu ini kelompok rentan khususnya balita karena daya tahan tubuhnya belum sebaik orang dewasa pasti yang akan sakit duluan. Kami sudah identifikasi bahwa sekarang sudah mulai banyak meningkat kasus influenza batuk pilek," kata Yurianto.
Dia menerangkan kasus influenza pada pengungsi tersebut akan berubah menjadi infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) apabila tidak segera ditangani oleh tim medis.
Selain itu Yurianto menerangkan penyakit lain yang muncul ialah gangguan pada pencernaan akibat keterbatasan air dan sanitasi yang masih belum memadai.
"Makanan masih merupakan yang didapat dari mana saja, penyakit gangguan pencernaan mual, muncul diare dan sebagainya. Ini sesuatu yang sudah kita antisipasi," kata dia.
Yurianto mengatakan permasalahan dasar dari munculnya berbagai kasus tersebut dikarenakan pengungsian yang tidak layak, sanitasi yang tidak sehat, dan kebutuhan air bersih yang kurang.
Dia menambahkan penyakit-penyakit yang terkait dengan kejiwaan juga sudah mulai muncul.
"Orang yang kehilangan keluarga, yang tidak pasti keluarganya di mana, itu mau tidak mau sudah menjadi penyakit. Mulai dia stress dan sebagainya ini juga penyakit yang harus kita lihat. Oleh karena itu terapi kita lakukan," kata Yurianto.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: