Jakarta (ANTARA News) - Tim Reaksi Bencana Syarikat Kebangkitan Pemuda Islam (SKPI) fokus untuk melakukan evakuasi dan pencarian jenazah korban yang masih tertimpa reruntuhan gempa di Palu dan Sigi, Sulawesi Tengah.

Dipimpin langsung Sekretaris Jenderal SKPI, Fauzan Rachmansyah, SKPI membentuk empat tim yang fokus untuk evakuasi dan encarian jenazah korban yang masih tertimpa reruntuhan gempa.

"Kami fokus di Kelurahan Bala Roa Kota Palu dan Kelurahan Petobo, Kabupaten Sigi. Sampai dengan hari ini kami sudah mengevakuasi 53 jenazah," kata dia, di Lokasi Gempa, Kelurahan Petobo, Kabupaten Sigi, Jumat, seperti dikutip dalam siaran persnya.

Luasnya daerah yang terdampak gempa, membuat proses evakuasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan, Fauzan memprediksi masih banyak korban gempa yang tertimbun.

"Dari analisa awal tim SKPI, diprediksi ada sekitar 2000 korban gempa," katanya.

Meski demikian, Fauzan berharap korban gempa tidak bertambah banyak. Oleh karena itu dirinya bersama TRB SKPI akan terus fokus membantu pencarian jenzazah dan penanganan korban gempa hingga beberapa minggu ke depan.

Bahkan SKPI sudah membuat delapan posko dan bantuan untuk meringankan beban masyarakat Palu dan sekitarnya.

"Kami buka delapan posko. Posko pertama ada di Jakarta untuk menampung bantuan dari masyarakat, selanjutnya posko kami buka di lokasi gempa. Seperti di Posko di Kayaamnya Poso, Posko Jalan Diponegoro Palu, Posko di Talise Palu, Posko di tinggade Palu, Posko Jalan Anutapura Palu, Posko Petobo (Kabupaten Sigi), dan Posko Donggala," kata Fauzan.

Ia menambahkan, penyaluran bantuan untuk korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah tetap menemui kendala dan hambatan. Mahalnya biaya pengiriman dan sulitnya mengirim kargo ke lokasi gempa jadi hambatan utama sulitnya bantuan tersalurkan dengan baik.

"Ini menjadi PR pemerintah, banyak relawan yang ingin kirim bantuan tapi terkendala dengan biaya pengiriman mahal dan sulitnya mencari kargo. Sehingga bantuan jadi minim sekali yang datang ke lokasi gempadi Palu dan Donggala," ucap Fauzan.

Sementara itu, informasi termutakhir dari Pos Komando Penanggulangan Bencana Gempa-Tsunami Sulawesi Tengah, di Palu, pada Jumat pagi ini, menyatakan, jumlah korban meninggal sebanyak 1.588 orang.

Adapun korban luka-luka 2.549 orang, korban hilang 113 orang, korban tertimbun 152 orang, rumah rusak 65.733 unit, penduduk yang mengungsi sebanyak 70.821 orang.

Selanjutnya, korban yang meninggal yang sudah dimakamkan antara lain pada pekuburan massal Peboya 582 orang, pekuburan massal Pantoloan 35 orang, pekuburan keluarga sebanyak 921 orang, yang belum dimakamkan di RS Madani sebanyak 20 orang.

Satuan Tugas Gabungan Penanggulangan Bencana Gempa-Tsunami Sulawesi Tengah masih terus mengevakuasi dan menyelamatkan korban.

Tentang pemulihan kondisi prekonomian masyarakat dan kondisi sosial masyarakat, mereka laporkan bahwa aktivitas di berbagai SPBU belum normal, termasuk jaringan listrik PT PLN setempat yang saat ini diklaim sudah menjangkau 60 wilayah Palu.