Jakarta (ANTARA News) - Dunia kosmetika dekoratif (makeup) memang identik dengan perempuan. Namun saat ini sudah banyak kita temui para pria yang mengenakan riasan baik untuk keperluan sehari-hari atau tertentu saja.

Terlepas dari salah atau benarnya jika pria menggunakan riasan, apa yang bisa orangtua lakukan jika anak laki-laki mereka tiba-tiba mengaku ingin mengaplikasikan riasan entah karena sering melihat ibunya berdandan atau alasan lainnya?

Ayah punya peran di sini untuk memberikan pemahaman pada sang anak, menurut psikolog dari APDC Indonesia yang berlokasi di Yogyakarta, Analisa Widyaningrum.

"Sebenarnya pendidikan tentang gender dimulai sejak dini. Di mana ibu dan ayah mengajarkan peran-peran tentang gender. Bukan hanya persoalan diberi baju biru atau warna pink. Tetapi, ayah menunjukkan peran sebagai pria dan ibu sebagai perempuan," ujar dia di Jakart, Rabu.

Bagaimana cara memberikan pemahamannya?

"Si bapak misalnya bisa bilang, "nak itu untuk perempuan, mending sini main bola sama bapak". Kalau ibu yang bilang, belum tentu anak mau. Kalau setiap hari dia melihat ibunya makeup tanpa ayahnya datang," kata Ana.

Ana menyarankan pentingnya pemberian pemahaman pada anak menggunakan bahasa yang mudah dipahami mereka.

Dia menegaskan, pendidikan gender bukan tentang apa yang diberi ke anak, tetapi kehadiran ayah dan ibu untuk anak.

"Kalau anak laki-laki sudah memegang makeup, ya bapak harus bisa ambil alih, jadi tidak hanya ibu. Karena pengasuhan itu kan berdua, tidak hanya ibu sendiri," pungkas dia.