Jakarta (ANTARA News) - Google kembali mengadakan Cloud Summit, konferensi mengenai teknologi komputasi awan, di Jakarta, mereka memamerkan apa saja yang bisa dilakukan konsumen dengan teknologi tersebut.

Pada pembukaan Cloud Summit, Product Manager, Office of The CTO Google Cloud, Diane Chaleff mendemonstrasikan penggunaan layanan G Site, perangkat komputasi awan yang mereka kembangkan untuk kerja kolaboratif sejak 2006 lalu.

“Google berinvestasi untuk kecerdasan buatan,” kata Chaleff dalam acara tersebut, Kamis.

G Suite terdiri serangkaian aplikasi buatan Google antara lain Gmail, Docs, Drive dan Calendar yang dirancang untuk aktivitas kerja kolaboratif melalui komputer atau perangkat seluler.

Menurut Chaleff, 74 persen dari penggunaan Google Docs merupakan kerja kolaboratif, artinya sejumlah orang bekerja bersama dalam sebuah dokumen, yang akan disimpan di penyimpanan awan Google Drive.

Salah satu bentuk pemanfaatan kecerdasan buatan di produk G Suite adalah melalui Gmail, mereka menggunakan machine learning untuk menentukan prediksi kata atau kalimat yang akan dituliskan di surat elektronik.

Gmail terkini juga memiliki modus rahasia atau confidential mode sehingga surat hanya dapat dibuka oleh orang yang mendapatkan akses.

Bentuk keseriusan Google lainnya dalam machine learning adalah dengan membuat processing unit bernama Tensor Processing Units (TPUs), menurut Solutions Director Google Cloud Miles Ward dapat bekerja 15 hingga 30 kali lebih cepat dibandingkan metode konvensional.

Google Cloud Summit pertama kali diadakan 2017 lalu, tahun ini tema diskusi mengenai perkembangan teknologi komputasi awan dan bagaimana teknologi tersebut berdampak pada transformasional perusahaan dan bisnis di Indonesia.