22,4 juta orang rawan pangan di Tanduk Afrika
4 Oktober 2018 13:09 WIB
Perempuan etnis Turkana dan anak mereka menunggu bantuan pangan dekat Kemah Pengungsian Kakuma, distrik Turkana, barat daya ibukota Kenya, Nairobi, Senin (8/8). Kelaparan di negara Tanduk Afrika meluas dan kemungkinan segera akan menyebar ke enam wilayah lain di negara minim hukum Somalia, ungkap kepala bantuan kemanusiaan PBB. (FOTO ANTARA/REUTERS/Kabir Dhan)
Addis Ababa (Antara News) - Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa Urusan Kemanusiaan (UN-OCHA) pada Rabu (3/10) mengungkapkan 22,4 juta orang di wilayah Tanduk Afrika memerlukan bantuan makanan.
Di dalam siaran pers, UN-OCHA mengatakan 700.000 orang di Kenya, 1,6 juta orang di Somalia, 6,1 juta orang di Sudan Selatan, 7,9 juta orang di Ethiopia dan 6,2 juta orang di Sudan menghadapi rawan pangan.
UN-OCHA mengatakan konflik dan kerusuhan di dalam negeri telah menambah banyak orang yang menghadapi rawan pangan di Sudan dan Sudan Selatan, meskipun reaksi kemanusiaan yang berkelanjutan dan hujan di Somalia telah membantu sedikit menurunkan jumlah orang yang menghadapi rawan pangan di Somalia.
UN-OCHA juga mengatakan wilayah Tanduk Afrika juga mengalami krisis pengungsian terutama akibat konflik bersenjata dan kerusuhan dalam negeri, kebanyakan di Ethiopia, Somalia dan Sudan Selatan, seperti dilaporkan Xinhua.
Kerusuhan etnik di sepanjang perbatasan bersama Daerah Gedeo di Wilayah Ethiopia Selatan dan Wilayah Guji Barat di Negara Bagian Oromia sejak April telah mengakibatkan sekitar 960.000 warga Ethiopia mengungsi. Kondisi itu membuat jumlah orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri meningkat di Ethiopia dalam beberapa bulan belakangan.
Laporan UN-OCHA tersebut juga mengatakan konflik telah membuat 3,82 juta orang mengungsi di dan dari wilayah Tanduk Afrika.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Di dalam siaran pers, UN-OCHA mengatakan 700.000 orang di Kenya, 1,6 juta orang di Somalia, 6,1 juta orang di Sudan Selatan, 7,9 juta orang di Ethiopia dan 6,2 juta orang di Sudan menghadapi rawan pangan.
UN-OCHA mengatakan konflik dan kerusuhan di dalam negeri telah menambah banyak orang yang menghadapi rawan pangan di Sudan dan Sudan Selatan, meskipun reaksi kemanusiaan yang berkelanjutan dan hujan di Somalia telah membantu sedikit menurunkan jumlah orang yang menghadapi rawan pangan di Somalia.
UN-OCHA juga mengatakan wilayah Tanduk Afrika juga mengalami krisis pengungsian terutama akibat konflik bersenjata dan kerusuhan dalam negeri, kebanyakan di Ethiopia, Somalia dan Sudan Selatan, seperti dilaporkan Xinhua.
Kerusuhan etnik di sepanjang perbatasan bersama Daerah Gedeo di Wilayah Ethiopia Selatan dan Wilayah Guji Barat di Negara Bagian Oromia sejak April telah mengakibatkan sekitar 960.000 warga Ethiopia mengungsi. Kondisi itu membuat jumlah orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri meningkat di Ethiopia dalam beberapa bulan belakangan.
Laporan UN-OCHA tersebut juga mengatakan konflik telah membuat 3,82 juta orang mengungsi di dan dari wilayah Tanduk Afrika.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Pewarta: -
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: