Padang Pariaman kekurangan 10 sirene tsunami
3 Oktober 2018 20:06 WIB
Ilustrasi - Alat Pendeteksi Gempa. Bambang Sigit Sudaryono (45) merakit alat sirene gempa bumi dan tsunami (EWS), di Desa Wonocoyo, Panggul, Trenggalek, Jawa Timur, MInggu (23/3). (ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan)
Parit Malintang, (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, kekurangan 10 sirene peringatan dini tsunami untuk dipasang di sejumlah titik pantai di daerah itu. "Saat ini sirene milik pemerintah daerah hanya 16 unit, sedangkan yang dibutuhkan 26 unit," kata Wakil Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur di Parit Malintang, Rabu.
Ia mengatakan Padang Pariaman memiliki garis pantai sepanjang 42 kilometer, maka dengan jarak pemasangan 1,6 kilometer masih dibutuhkan 10 unit lagi. Suara sirene ini bisa mencapai satu kilometer, namun pihaknya mengambil keputusan aman yaitu 800 meter.
Sirene peringatan dini tsunami tersebut dibutuhkan warganya agar bisa terhindar dari bahaya tsunami yang berpotensi melanda daerah itu. "Oleh karena itu kami akan mengupayakan penambahannya," kata Suhatri.
Selain membutuhkan penambahan sirene, lanjutnya warga di daerah itu juga membutuhkan adanya shelter tsunami. Saat ini daerah itu hanya memanfaatkan gedung bertingkat milik warga, gedung pemerintahan, dan masjid untuk dimanfaatkan sebagai sebagai shelter.
Sejumlah kecamatan di daerah itu berhadapan langsung dengan pantai, yaitu Batang Anai, Ulakan Tapakis, Nan Sabaris, Sungai Limau, dan Batang Gasan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Padang Pariaman, Budi Mulya menyebutkan ada 16 unit sirene tsunami milik pemerintah daerah setempat dan satu milik Badan Meteorolagi Klimatologi dan Geofisika BMKG. "Namun dari jumlah itu sirene yang berfungsi hanya 12 unit," ujarnya.
Sistem operasi sirene tersebut masih bersifat manual, atau dioperasikan dengan menekan tombolnya langsung setelah mendapat peringatan dari BMKG.*
Baca juga: BMKG hibahkan sembilan sirene Tsunami untuk Bali
Baca juga: Mengkhawatirkan, tak satu pun sirene tsunami di sini berfungsi
Ia mengatakan Padang Pariaman memiliki garis pantai sepanjang 42 kilometer, maka dengan jarak pemasangan 1,6 kilometer masih dibutuhkan 10 unit lagi. Suara sirene ini bisa mencapai satu kilometer, namun pihaknya mengambil keputusan aman yaitu 800 meter.
Sirene peringatan dini tsunami tersebut dibutuhkan warganya agar bisa terhindar dari bahaya tsunami yang berpotensi melanda daerah itu. "Oleh karena itu kami akan mengupayakan penambahannya," kata Suhatri.
Selain membutuhkan penambahan sirene, lanjutnya warga di daerah itu juga membutuhkan adanya shelter tsunami. Saat ini daerah itu hanya memanfaatkan gedung bertingkat milik warga, gedung pemerintahan, dan masjid untuk dimanfaatkan sebagai sebagai shelter.
Sejumlah kecamatan di daerah itu berhadapan langsung dengan pantai, yaitu Batang Anai, Ulakan Tapakis, Nan Sabaris, Sungai Limau, dan Batang Gasan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Padang Pariaman, Budi Mulya menyebutkan ada 16 unit sirene tsunami milik pemerintah daerah setempat dan satu milik Badan Meteorolagi Klimatologi dan Geofisika BMKG. "Namun dari jumlah itu sirene yang berfungsi hanya 12 unit," ujarnya.
Sistem operasi sirene tersebut masih bersifat manual, atau dioperasikan dengan menekan tombolnya langsung setelah mendapat peringatan dari BMKG.*
Baca juga: BMKG hibahkan sembilan sirene Tsunami untuk Bali
Baca juga: Mengkhawatirkan, tak satu pun sirene tsunami di sini berfungsi
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: