Wamena (ANTARA News) - Kepolisian Resor Jayawijaya, Papua, menyatakan jumlah korban jiwa pascakonflik warga antara Distrik Libarek dan Yalengga bertambah menjadi tiga orang.

Wakapolres Jayawijaya Kompol Andreas Tampubolon di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu, mengatakan selain tiga orang meninggal dunia, delapan orang mengalami luka serius terkena parang dan anak panah.

"Yang sudah bisa diidentifikasi baru dua orang. Satu dari dua yang sudah teridentifikasi adalah jenazah kepala kampung di Libarek, satu lagi warga di Yalengga dan satunya belum diketahui," katanya.

Bentrok warga dua distrik ini diduga bermula saat sekelompok orang menganiaya seorang ibu berusia sekitar 30 tahun. Kemudian almarhum Kepala Kampung Libarek bersama Kapolsek Kurulu membantu menyelamatkan ibu tersebut dari amukan.

Pihak keluarga dari ibu yang dianiaya, langsung datang ke tempat kejadian dan melakukan serangan hingga menyebabkan terjadi korban jiwa, termasuk Kepala Kampung Libarek.

Personel polisi berusaha menuju lokasi untuk mencegah konflik antarwarga, tetapi terlambat.

"Kita (polisi) mencoba mendatangi TKP dan negosiasi, namun sesampainya di jalan sudah terjadi keributan. Pascakeributan itu, terjadi pembunuhan, perang dan pembakaran," katanya.

Polisi menyebutkan saat ini situasi sudah kondusif, dan 38 orang yang sebelumnya dicari karena diduga menjadi korban konflik, sudah ditemukan dalam keadaan sehat.

"Aktivitas sejauh ini berjalan seperti biasa. Yang tidak ada aktivitas itu di lokasi kejadian atau pascakeributan Selasa kemarin," katanya.

Polisi masih mendalami pemicu pembunuhan kepala kampung,