Pemerintah kerahkan bantuan penyangga BBM untuk Sulawesi Tengah
3 Oktober 2018 16:07 WIB
Warga mengambil BBM dari mobil tangki di SPBU, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa dan tsunami yang melanda wilayah Palu mengakibatkan warga kesulitan mendapatakan BBM. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.
Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah mengerahkan bantuan penyangga BBM yang terdiri atas 24 mobil tangki Pertamina dari Pare-pare dan Tanjung Priok, 12.000 liter Pesawat Air Tracktor, 30 dispenser portable, 6 mobile dispenser dan 70 operator SPBU dari Sulawesi dan Kalimantan.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi di Jakarta, Rabu, mengatakan bantuan penyangga didatangkan untuk mengamankan pasokan BBM.
"Tim Tanggap Darurat ESDM terus memantau perkembangan kondisi pendistribusian BBM di Palu, Sigi dan Donggala pascagempa dan tsunami," ujar Agung.
Ia menguraikan, 24 mobil tangki Pertamina didatangkan untuk membantu distribusi BBM di wilayah gempa, terdiri dari 8 mobil dari Terminal BBM Pare-pare dan 16 mobil tangki dari Tanjung Priok.
"Selain itu Pesawat Air Tractor yang mengangkut BBM Solar 3 kali kapasitas 4.000 liter, diberangkatkan dari Kalimantan Utara, ada juga dispenser portable dan mobile dispenser. Semoga bisa segera kembali normal," ungkap Agung.
Menurut Agung, guna memenuhi pasokan BBM ini, PT AKR Corporindo juga telah mengirimkan mobil tangki 8 KL dalam 2 kali pengiriman dari TBBM Bitung. Begitu juga bantuan BBM dari PT Petro Andalan Nusantara dari Bitung, PT Petro Perkasa Indonesia, PT Multi Trading Pratama dan PT Global Artha Borneo diharapkan dapat mencukupi kebutuhan warga di Palu, Donggala dan sekitarnya.
Sebelumnya, tim Pertamina MOR VII juga berhasil merapat di Pelabuhan Pantoloan, Palu, pada Selasa (2/10). Pertamina menugaskan tim khusus yang beranggotakan sekitar 20 orang pekerja untuk fokus melakukan perbaikan sarana dan fasilitas di Terminal BBM Donggala. Terminal BBM ini merupakan fasilitas operasi Pertamina yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada Jumat (28/9) yang lalu.
Walaupun beberapa sarana fasilitas distribusi yang rusak akibat bencana gempa dan tsunami, Pertamina telah berhasil mengoperasikan Terminal BBM Donggala dan mendistribusikan BBM untuk kebutuhan masyarakat di daerah terdampak bencana alam sejak hari Minggu (30/9) atau dua hari setelah bencana alam. Jenis BBM yang disalurkan saat itu adalah Premium, Pertalite, Pertamax, Solar dan Avtur.
VP Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito, dalam keterangan resminya menegaskan bahwa tim yang diturunkan merupakan tim gabungan dengan spesialisasi suplai dan distribusi serta spesialisasi keselamatan kerja dan lidungan lingkungan yang tentunya didukung dengan fungsi terkait lainnya. Tim ini difokuskan untuk memperbaiki dan memulihkan infrastruktur yang ada di TBBM Donggala.
Tim ini direncanakan akan bekerja dalam waktu satu hingga dua minggu ke depan untuk melakukan perbaikan sarana dan fasilitas TBBM Donggala. Target utamanya adalah perbaikan jetty, dermaga, dan storage tank serta infrastruktur pendukung lainnya sehingga TBBM Donggala dapat beroperasi normal kembali.
Teknis perbaikan yang akan dilakukan antara lain melakukan penyedotan produk BBM yang ada di storage tank dengan cara manual karena sarana untuk memompa produk BBM ke mobil tangki tidak berfungsi. Sistem pemompaan ini dilakukan secara manual dengan sistem gravitasi. Upaya ini dilakukan agar produk BBM dapat kita alirkan ke mobil tangki. "Prioritas utama adalah BBM dalam storage tank dapat didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan di Donggala, Palu, dan sekitarnya," jelasnya.
Baca juga: Pengadaan listrik dan BBM prioritas di Sulawesi Tengah
Baca juga: Pertamina: Stok BBM dan elpiji di Sulawesi Tengah aman
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi di Jakarta, Rabu, mengatakan bantuan penyangga didatangkan untuk mengamankan pasokan BBM.
"Tim Tanggap Darurat ESDM terus memantau perkembangan kondisi pendistribusian BBM di Palu, Sigi dan Donggala pascagempa dan tsunami," ujar Agung.
Ia menguraikan, 24 mobil tangki Pertamina didatangkan untuk membantu distribusi BBM di wilayah gempa, terdiri dari 8 mobil dari Terminal BBM Pare-pare dan 16 mobil tangki dari Tanjung Priok.
"Selain itu Pesawat Air Tractor yang mengangkut BBM Solar 3 kali kapasitas 4.000 liter, diberangkatkan dari Kalimantan Utara, ada juga dispenser portable dan mobile dispenser. Semoga bisa segera kembali normal," ungkap Agung.
Menurut Agung, guna memenuhi pasokan BBM ini, PT AKR Corporindo juga telah mengirimkan mobil tangki 8 KL dalam 2 kali pengiriman dari TBBM Bitung. Begitu juga bantuan BBM dari PT Petro Andalan Nusantara dari Bitung, PT Petro Perkasa Indonesia, PT Multi Trading Pratama dan PT Global Artha Borneo diharapkan dapat mencukupi kebutuhan warga di Palu, Donggala dan sekitarnya.
Sebelumnya, tim Pertamina MOR VII juga berhasil merapat di Pelabuhan Pantoloan, Palu, pada Selasa (2/10). Pertamina menugaskan tim khusus yang beranggotakan sekitar 20 orang pekerja untuk fokus melakukan perbaikan sarana dan fasilitas di Terminal BBM Donggala. Terminal BBM ini merupakan fasilitas operasi Pertamina yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada Jumat (28/9) yang lalu.
Walaupun beberapa sarana fasilitas distribusi yang rusak akibat bencana gempa dan tsunami, Pertamina telah berhasil mengoperasikan Terminal BBM Donggala dan mendistribusikan BBM untuk kebutuhan masyarakat di daerah terdampak bencana alam sejak hari Minggu (30/9) atau dua hari setelah bencana alam. Jenis BBM yang disalurkan saat itu adalah Premium, Pertalite, Pertamax, Solar dan Avtur.
VP Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito, dalam keterangan resminya menegaskan bahwa tim yang diturunkan merupakan tim gabungan dengan spesialisasi suplai dan distribusi serta spesialisasi keselamatan kerja dan lidungan lingkungan yang tentunya didukung dengan fungsi terkait lainnya. Tim ini difokuskan untuk memperbaiki dan memulihkan infrastruktur yang ada di TBBM Donggala.
Tim ini direncanakan akan bekerja dalam waktu satu hingga dua minggu ke depan untuk melakukan perbaikan sarana dan fasilitas TBBM Donggala. Target utamanya adalah perbaikan jetty, dermaga, dan storage tank serta infrastruktur pendukung lainnya sehingga TBBM Donggala dapat beroperasi normal kembali.
Teknis perbaikan yang akan dilakukan antara lain melakukan penyedotan produk BBM yang ada di storage tank dengan cara manual karena sarana untuk memompa produk BBM ke mobil tangki tidak berfungsi. Sistem pemompaan ini dilakukan secara manual dengan sistem gravitasi. Upaya ini dilakukan agar produk BBM dapat kita alirkan ke mobil tangki. "Prioritas utama adalah BBM dalam storage tank dapat didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan di Donggala, Palu, dan sekitarnya," jelasnya.
Baca juga: Pengadaan listrik dan BBM prioritas di Sulawesi Tengah
Baca juga: Pertamina: Stok BBM dan elpiji di Sulawesi Tengah aman
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: