Menperin: boneka berbusana batik tumbuhkan kecintaan budaya
2 Oktober 2018 22:19 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat memberi sambutan pada peluncuran Barbie Batik Kirana di Jakarta, Selasa. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai bahwa boneka berbusana batik yang diluncurkan produsen mainan PT Matel Indonesia mampu menumbuhkan kecintaan budaya kepada anak-anak sejak dini.
"Seperti salah satu contohnya yang dikembangkan oleh PT Mattel Indonesia dengan memproduksi Barbie yang mengenakan batik," kata Airlangga di Jakarta, Selasa.
Upaya ini, lanjutnya, diyakini dapat memberikan inspirasi dan edukasi kepada para konsumennya, terutama anak perempuan yang berusaia 3-7 tahun untuk mulai mengenal batik sebagai warisan kebudayaan Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Airlangga menyampaikan, pihaknya terus aktif mempromosikan batik agar menjadi bagian kebutuhan masyarakat untuk berbagai aspek kehidupan.
Jadi, tidak hanya digunakan sebagai pakaian resmi, batik juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan ekonomi.
Menurut Menperin, potensi batik dapat meningkatkan nilai tambah terhadap produk industri nasional.
"Apalagi, kita punya kekayaan pada motif dan seni batik yang unik dan menarik dari seluruh pelosok daerah di Indonesia," ujarnya.
Untuk itu, Kemenperin terus berupaya melestarikan batik sebagai warisan bangsa yang telah diakui oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009 sebagai `Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Human ity`.
"Industri batik nasional memiliki daya saing yang kompetitif di pasar internasional. Indonesia juga menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia sehingga berkontribusi signifikan terhadap perekonomian," tuturnya.
Kemenperin mencatat, keunggulan industri batik nasional terlihat dari capaian nilai ekspor sebesar 58,46 juta dolar AS pada 2017 dengan tujuan pasar utama ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Bahkan, potensi perdagangan produk pakaian jadi di dunia yang mencapai 442 miliar dolar AS, menjadi peluang besar bagi industri batik dalam negeri untuk semakin meningkatkan pangsa pasarnya mengingat batik sebagai salah satu bahan baku produk pakaian jadi.
Selanjutnya, selain mampu menyumbang devisa negara dari ekspor, industri batik berperan penting pula dalam membuka lapangan kerja.
"Seperti salah satu contohnya yang dikembangkan oleh PT Mattel Indonesia dengan memproduksi Barbie yang mengenakan batik," kata Airlangga di Jakarta, Selasa.
Upaya ini, lanjutnya, diyakini dapat memberikan inspirasi dan edukasi kepada para konsumennya, terutama anak perempuan yang berusaia 3-7 tahun untuk mulai mengenal batik sebagai warisan kebudayaan Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Airlangga menyampaikan, pihaknya terus aktif mempromosikan batik agar menjadi bagian kebutuhan masyarakat untuk berbagai aspek kehidupan.
Jadi, tidak hanya digunakan sebagai pakaian resmi, batik juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan ekonomi.
Menurut Menperin, potensi batik dapat meningkatkan nilai tambah terhadap produk industri nasional.
"Apalagi, kita punya kekayaan pada motif dan seni batik yang unik dan menarik dari seluruh pelosok daerah di Indonesia," ujarnya.
Untuk itu, Kemenperin terus berupaya melestarikan batik sebagai warisan bangsa yang telah diakui oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009 sebagai `Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Human ity`.
"Industri batik nasional memiliki daya saing yang kompetitif di pasar internasional. Indonesia juga menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia sehingga berkontribusi signifikan terhadap perekonomian," tuturnya.
Kemenperin mencatat, keunggulan industri batik nasional terlihat dari capaian nilai ekspor sebesar 58,46 juta dolar AS pada 2017 dengan tujuan pasar utama ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Bahkan, potensi perdagangan produk pakaian jadi di dunia yang mencapai 442 miliar dolar AS, menjadi peluang besar bagi industri batik dalam negeri untuk semakin meningkatkan pangsa pasarnya mengingat batik sebagai salah satu bahan baku produk pakaian jadi.
Selanjutnya, selain mampu menyumbang devisa negara dari ekspor, industri batik berperan penting pula dalam membuka lapangan kerja.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018
Tags: