Kemendikbud fokus tingkatkan kualitas guru dalam proses pembelajaran
2 Oktober 2018 17:40 WIB
Sejumlah guru menjawab soal di layar komputer dalam uji kompetensi guru di SMAN 4, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/3). Ujian tersebut untuk menguji kelayakan peserta yang terdiri dari guru TK, SD, SMP dan SMA yang diharapkan nantinya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada Selasa di Jakarta mengatakan pemerintah saat ini fokus meningkatkan kualitas guru dalam proses pembelajaran.
"Ketika jadi guru tugasnya adalah memintarkan murid-muridnya. Jadi fokus kami meningkatkan proses pembelajarnya agar guru dapat meningkatkan kemampuan peserta didik jadi lebih baik," kata dia.
Untuk itu, pola pelatihan guru akan diubah agar semakin memberdayakan dan memperkuat posisi guru sebagai tenaga profesional.
Setidaknya terdapat tiga hal yang menjadikan guru sebagai profesi yang terpandang. Yang pertama adalah kompetensi inti (keahlian). Hal ini mencakup kecakapan pedagodis dan juga kepribadian (karakter) pendidik.
Kedua, adalah kesadaran dan tanggung jawab sosial danan yang ketiga adalah adanya semangat kesejawatan dan kebanggaan terhadap korpsnya.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Supriano berharap guru dapat menghadirkan pembelajaran yang mendorong aktivitas
Dia mengatakan pengembangan kompetensi guru akan merujuk pada potret mutu yang sudah cukup spesifik, seperti analisis hasil ujian nasional.
Dicontohkannya, jika nilai matematika pada ujian nasional di suatu zona masih rendah, maka para guru di dalam zona tersebut akan berdiskusi tentang strategi peningkatan mutu mata pelajaran matematika di zona tersebut.
Melalui pendekatan sistem zonasi, pemerintah akan mendorong pelatihan guru profesional oleh MGMP dan Kelompok Kerja Guru (KKG).
"Yang menyiapkan guru inti dan instruktur kabupaten/kota itu Ditjen Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah). Kami di Ditjen GTK yang menyiapkan model pembelajarannya, kemudian unit-unit pembelajaran, bukan modul. Guru inti menjadi fasilitator bersama guru-guru di zona itu," kata dia.
Baca juga: Kompetensi guru persoalan utama SMK
Baca juga: Prancis siap bantu peningkatan kompetensi guru SMK Indonesia
"Ketika jadi guru tugasnya adalah memintarkan murid-muridnya. Jadi fokus kami meningkatkan proses pembelajarnya agar guru dapat meningkatkan kemampuan peserta didik jadi lebih baik," kata dia.
Untuk itu, pola pelatihan guru akan diubah agar semakin memberdayakan dan memperkuat posisi guru sebagai tenaga profesional.
Setidaknya terdapat tiga hal yang menjadikan guru sebagai profesi yang terpandang. Yang pertama adalah kompetensi inti (keahlian). Hal ini mencakup kecakapan pedagodis dan juga kepribadian (karakter) pendidik.
Kedua, adalah kesadaran dan tanggung jawab sosial danan yang ketiga adalah adanya semangat kesejawatan dan kebanggaan terhadap korpsnya.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Supriano berharap guru dapat menghadirkan pembelajaran yang mendorong aktivitas
Dia mengatakan pengembangan kompetensi guru akan merujuk pada potret mutu yang sudah cukup spesifik, seperti analisis hasil ujian nasional.
Dicontohkannya, jika nilai matematika pada ujian nasional di suatu zona masih rendah, maka para guru di dalam zona tersebut akan berdiskusi tentang strategi peningkatan mutu mata pelajaran matematika di zona tersebut.
Melalui pendekatan sistem zonasi, pemerintah akan mendorong pelatihan guru profesional oleh MGMP dan Kelompok Kerja Guru (KKG).
"Yang menyiapkan guru inti dan instruktur kabupaten/kota itu Ditjen Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah). Kami di Ditjen GTK yang menyiapkan model pembelajarannya, kemudian unit-unit pembelajaran, bukan modul. Guru inti menjadi fasilitator bersama guru-guru di zona itu," kata dia.
Baca juga: Kompetensi guru persoalan utama SMK
Baca juga: Prancis siap bantu peningkatan kompetensi guru SMK Indonesia
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018
Tags: