Kemendikbud sambut baik usulan Hari Keris Nasional
2 Oktober 2018 13:51 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Jenderal Senapati Nusantara Hasto Kristiyanto (kanan) bertemu membahas Hari Keris Nasional, Jakarta, Selasa (2/10/2018). (Antara/Aubrey Fanani)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung dan mengapresiasi upaya aktif Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara (Senapati Nusantara) dalam melestarikan tosan aji khususnya keris Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy melalui siaran pers yang diterima Antara, Selasa menyampaikan pihaknya siap bekerja sama dengan Senapati Nusantara dan membantu upaya pengusulan Hari Keris Nasional.
“Saya sudah dua kali pergi ke Museum Keris Solo, saya juga sudah menyampaikan kepada bapak Wali kota Solo agar dilakukan riset tentang jenis berbagai macam logam dan bagaimana dulu proses produksinya. Sebetulnya banyak sekali aspek dari tosan aji yang bisa dikembangkan menjadi sebuah kajian sebagai keunggulan budaya bangsa Indonesia. Saya menyambut baik bila ini akan ditetapkan (Hari Keris Nasional)," kata dia.
Muhadjir menyampaikan bahwa ayahnya yang juga seorang dalang, memiliki koleksi tosan aji. Ia juga mengetahui cara perawatan keris.
"Tosan Aji itu bukan hal asing bagi saya. Tosan aji atau di Jawa disebut wesi aji, artinya logam mulia ini berkaitan dengan kultur kita yang perlu digali dan dilakukan riset komprehensif. Intinya agar dikembangkan menjadi narasi budaya kekayaan negeri ini dan ini di bawah Kemendikbud,” kata dia.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid dalam pertemuan tersebut sangat mendukung langkah Senapati Nusantara dalam mengusulkan Hari Keris Nasional sesuai dengan tanggal pengakuan UNESCO pada 25 November 2005.
Baca juga: Presiden resmikan Museum Keris Nusantara, lestarikan budaya
Baca juga: Pameran keris kuno edukasi masyarakat mencintai warisan budaya
“Saya kira ini pas waktunya. Sekarang ini 10 tahun inskripsi UNESCO sejak 4 November 2008 untuk warisan budaya tak benda Indonesia dan menurut kami gagasan mendorong hari keris ini sangat bagus. Salah satu tugas kita setelah diinskripsi oleh UNESCO, saya kira kita harus memuliakan itu," jelas Hilmar Farid.
Dengan semangat untuk melakukan edukasi dan pelestarian tradisi tosan aji ini Kemendikbud siap duduk bersama dan bekerja sama.
"Bulan Desember nanti kita akan kongres kebudayaan, sangat berharap Senapati Nusantara bisa ikut mewarnai kegiatan ini. Intinya kami siap untuk kerja sama dengan Senapati Nusantara. Saya juga sangat berkeinginan adanya buku saku tentang tosan aji. Informasi mengenai itu masih kurang,” kata Hilmar.
Selain Keris, organisasi wayang juga sudah mengajukan penetapan Hari Wayang sesuai dengan tanggal penetapan UNESCO.
“Terkait wayang, saat ini sudah proses di Sekretariat Negara dan tinggal menunggu penetapan dari Presiden. Saya kalau melihat ini, 9 warisan budaya kita yang sudah diakui UNESCO, ke-9 nya bisa menjadi hari nasional. Sudah mendapat pengakuan dunia, maka di dalam negeri harus dirayakan melalui hari nasional,” ungkap Hilmar Farid.
Sementara itu, sebagai pemimpin rombongan, Sekretaris Jenderal Senapati Nusantara Hasto Kristiyanto, menyampaikan bahwa visi Senapati Nusantara adalah menjadi organisasi penggerak budaya tosan aji secara nasional dan menjadi jembatan penghubung antar lembaga terkait, serta mampu memberikan kontribusi dalam rangka pelestarian tosan aji di Indonesia.
Hasto juga menuturkan, meski organisasi yang tergolong baru, Senapati Nusantara yang berdiri sejak 2017 telah melakukan berbagai kegiatan dan terobosan serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan baik kementerian, pemerintah daerah, swasta, BUMN dan berbagai pihak terkait.
“Kami sudah melakukan berbagai kegiatan baik pameran maupun edukasi dan mendapat respon positif dari berbagai pihak. Hampir tiap bulan kami punya program secara nasional. Bahkan dukungan dari pemerintah daerah di setiap kota kabupaten yang memiliki tradisi keris dan tosan aji juga positif untuk kami," kata Hasto.
Senapati Nusantara juga bekerja sama dengan Pemerintah Kota Solo melalui museum keris di Surakarta. "Saat ini kami juga mendorong berdirinya museum keris di Sumenep. Kami kemarin sudah memohon kepada Bapak Presiden agar Beliau meresmikan Museum Keris Sumenep bertepatan dengan Festival Keraton Nusantara pada bulan ini.” ujar Hasto.
Baca juga: Hasto: Lestarikan keris sebagai identitas bangsa Indonesia
Baca juga: Fadli Zon terpilih jadi Ketua Umum Perkerisan Indonesia
Hasto Kristiyanto juga menuturkan bahwa komitmen Senapati Nusantara untuk dunia tosan aji Indonesia tidak perlu diragukan. Senapati Nusantara didirikan dengan semangat kekeluargaan, semuanya dengan gotong royong.
Dalam pertemuan tersebut, selain berdialog, Hasto juga menyerahkan laporan kegiatan Senapati Nusantara tahun 2017 kepada Mendikbud disaksikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan beserta jajarannya.
"Senapati Nusantara juga sudah bersinergi dengan pemerintah dalam hal ini Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (Puslitjakdikbud), Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang rencana pengusulan Hari Keris Nasional," pungkasnya.
Seperti diketahui, dasar yang diajukan Senapati Nusantara dalam pengusulan Hari Keris Nasional yakni tanggal 25 November karena tanggal tersebut bertepatan dengan pengakuan UNESCO terkait keris sebagai A Masterpiece of The Oral And Intangible Heritage Of Humanity (Karya Agung Lisan Tak Benda Warisan Kemanusiaan) tahun 2005.
Dampak dari penetapan UNESCO tersebut sangat luas bagi dunia perkerisan dan tosan aji di Indonesia. Semenjak pengakuan tersebut, keris semakin dikenal dan berkembang pesat.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy melalui siaran pers yang diterima Antara, Selasa menyampaikan pihaknya siap bekerja sama dengan Senapati Nusantara dan membantu upaya pengusulan Hari Keris Nasional.
“Saya sudah dua kali pergi ke Museum Keris Solo, saya juga sudah menyampaikan kepada bapak Wali kota Solo agar dilakukan riset tentang jenis berbagai macam logam dan bagaimana dulu proses produksinya. Sebetulnya banyak sekali aspek dari tosan aji yang bisa dikembangkan menjadi sebuah kajian sebagai keunggulan budaya bangsa Indonesia. Saya menyambut baik bila ini akan ditetapkan (Hari Keris Nasional)," kata dia.
Muhadjir menyampaikan bahwa ayahnya yang juga seorang dalang, memiliki koleksi tosan aji. Ia juga mengetahui cara perawatan keris.
"Tosan Aji itu bukan hal asing bagi saya. Tosan aji atau di Jawa disebut wesi aji, artinya logam mulia ini berkaitan dengan kultur kita yang perlu digali dan dilakukan riset komprehensif. Intinya agar dikembangkan menjadi narasi budaya kekayaan negeri ini dan ini di bawah Kemendikbud,” kata dia.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid dalam pertemuan tersebut sangat mendukung langkah Senapati Nusantara dalam mengusulkan Hari Keris Nasional sesuai dengan tanggal pengakuan UNESCO pada 25 November 2005.
Baca juga: Presiden resmikan Museum Keris Nusantara, lestarikan budaya
Baca juga: Pameran keris kuno edukasi masyarakat mencintai warisan budaya
“Saya kira ini pas waktunya. Sekarang ini 10 tahun inskripsi UNESCO sejak 4 November 2008 untuk warisan budaya tak benda Indonesia dan menurut kami gagasan mendorong hari keris ini sangat bagus. Salah satu tugas kita setelah diinskripsi oleh UNESCO, saya kira kita harus memuliakan itu," jelas Hilmar Farid.
Dengan semangat untuk melakukan edukasi dan pelestarian tradisi tosan aji ini Kemendikbud siap duduk bersama dan bekerja sama.
"Bulan Desember nanti kita akan kongres kebudayaan, sangat berharap Senapati Nusantara bisa ikut mewarnai kegiatan ini. Intinya kami siap untuk kerja sama dengan Senapati Nusantara. Saya juga sangat berkeinginan adanya buku saku tentang tosan aji. Informasi mengenai itu masih kurang,” kata Hilmar.
Selain Keris, organisasi wayang juga sudah mengajukan penetapan Hari Wayang sesuai dengan tanggal penetapan UNESCO.
“Terkait wayang, saat ini sudah proses di Sekretariat Negara dan tinggal menunggu penetapan dari Presiden. Saya kalau melihat ini, 9 warisan budaya kita yang sudah diakui UNESCO, ke-9 nya bisa menjadi hari nasional. Sudah mendapat pengakuan dunia, maka di dalam negeri harus dirayakan melalui hari nasional,” ungkap Hilmar Farid.
Sementara itu, sebagai pemimpin rombongan, Sekretaris Jenderal Senapati Nusantara Hasto Kristiyanto, menyampaikan bahwa visi Senapati Nusantara adalah menjadi organisasi penggerak budaya tosan aji secara nasional dan menjadi jembatan penghubung antar lembaga terkait, serta mampu memberikan kontribusi dalam rangka pelestarian tosan aji di Indonesia.
Hasto juga menuturkan, meski organisasi yang tergolong baru, Senapati Nusantara yang berdiri sejak 2017 telah melakukan berbagai kegiatan dan terobosan serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan baik kementerian, pemerintah daerah, swasta, BUMN dan berbagai pihak terkait.
“Kami sudah melakukan berbagai kegiatan baik pameran maupun edukasi dan mendapat respon positif dari berbagai pihak. Hampir tiap bulan kami punya program secara nasional. Bahkan dukungan dari pemerintah daerah di setiap kota kabupaten yang memiliki tradisi keris dan tosan aji juga positif untuk kami," kata Hasto.
Senapati Nusantara juga bekerja sama dengan Pemerintah Kota Solo melalui museum keris di Surakarta. "Saat ini kami juga mendorong berdirinya museum keris di Sumenep. Kami kemarin sudah memohon kepada Bapak Presiden agar Beliau meresmikan Museum Keris Sumenep bertepatan dengan Festival Keraton Nusantara pada bulan ini.” ujar Hasto.
Baca juga: Hasto: Lestarikan keris sebagai identitas bangsa Indonesia
Baca juga: Fadli Zon terpilih jadi Ketua Umum Perkerisan Indonesia
Hasto Kristiyanto juga menuturkan bahwa komitmen Senapati Nusantara untuk dunia tosan aji Indonesia tidak perlu diragukan. Senapati Nusantara didirikan dengan semangat kekeluargaan, semuanya dengan gotong royong.
Dalam pertemuan tersebut, selain berdialog, Hasto juga menyerahkan laporan kegiatan Senapati Nusantara tahun 2017 kepada Mendikbud disaksikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan beserta jajarannya.
"Senapati Nusantara juga sudah bersinergi dengan pemerintah dalam hal ini Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (Puslitjakdikbud), Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang rencana pengusulan Hari Keris Nasional," pungkasnya.
Seperti diketahui, dasar yang diajukan Senapati Nusantara dalam pengusulan Hari Keris Nasional yakni tanggal 25 November karena tanggal tersebut bertepatan dengan pengakuan UNESCO terkait keris sebagai A Masterpiece of The Oral And Intangible Heritage Of Humanity (Karya Agung Lisan Tak Benda Warisan Kemanusiaan) tahun 2005.
Dampak dari penetapan UNESCO tersebut sangat luas bagi dunia perkerisan dan tosan aji di Indonesia. Semenjak pengakuan tersebut, keris semakin dikenal dan berkembang pesat.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: