Jawa Barat belajar mitigasi gempa dari Jepang
Arsip Foto. Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperlihatkan aplikasi kebencanaan Multiplatform Application for Geohazard Mitigation and Assesment in Indonesia (Magma Indonesia) di kantor PVMBG Bandung, Jawa Barat, Senin (18/9/2017). PVMBG menyosialisasikan aplikasi Magma Indonesia yang memuat informasi mengenai kebencanaan geologi di seluruh wilayah Indonesia yang berisi aktivitas gunung api, gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah, juga informasi abu vulkanis untuk keselamatan penerbangan melalui VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) yang dikirim ke seluruh pihak keselamatan penerbangan nasional maupun internasional yang melewati wilayah Indonesia. (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa di Cirebon, Senin, menjelaskan bahwa Jepang sangat siap menghadapi bencana.
"Bangunan yang digunakan juga bangunan yang memang tahan gempa, dimana ketika ada gempa hanya ikut bergerak tanpa roboh," katanya.
Masyarakat negeri itu, menurut dia, juga sudah terlatih menghadapi bencana. "Langsung sigap ketika ada bencana walaupun sedikit," tuturnya.
Kesiapan mitigasi semacam itu, menurut dia, membuat jumlah korban dan kerugian akibat bencana seperti gempa dan tsunami di Jepang lebih sedikit dibandingkan dengan negara lain.
"Jepang itu tsunaminya lebih dari 10 meter, namun korbannya sangat sedikit dibandingkan dengan Indonesia," ujarnya.
"Setelah kita pelajari dan belajar ke sana, memang edukasi ke masyarakat itu sudah dilakukan sedemikian sistemik dan terstruktur," ia menambahkan.
Ia mengatakan Jawa Barat harus meniru Jepang dalam hal mitigasi bencana, mengingat sebagaimana banyak wilayah Indonesia yang lain Jawa Barat juga rawan bencana.
Baca juga: BNPB: kemampuan mitigasi Palu-Donggala masih minim
Baca juga: BMKG tekankan pentingnya penguatan mitigasi gempa
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018