Warga Pasangkayu masih cemas pascagempa
1 Oktober 2018 19:27 WIB
Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa (kiri) saat meninjau salah satu rumah yang roboh akibat gempa dan tsunami, Senin (1/10/2018). Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat bersebelahan dengan Kabupaten Donggala, Sulteng. (ANTARA/Amirullah)
Pasangkayu, Sulbar (ANTARA News) - Warga Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat masih diliputi kecemasan pascagempa yang melanda kawasan itu pada Jumat (28/9).
Beberapa warga yang ditemui pada Senin pagi mengaku masih trauma dan khawatir kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami yang melanda kawasan itu.
"Gempa masih sering terjadi, tetapi tidak sekeras seperti pada Jumat (28/9) pekan lalu," kata seorang warga Pasangkayu, Taufik.
Pascagempa yang terjadi di wilayah berbatasan langsung dengan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah itu, katanya, masyarakat terus dilanda kecemasan.
Hal itu diperparah dengan kerapnya muncul isu akan terjadi gempa yang lebih besar dengan disertai tsunami.
"Kami hanya menerima informasi dari mulut ke mulut karena pascagempa jaringan listrik putus sehingga kami tidak mendapatkan informasi dari televisi. Begitu pun jaringan telekomunikasi yang belum normal sehingga kami tidak mendapatkan informasi apa-apa," tuturnya.
Banyak masyarakat yang mengungsi ke gunung pada malam hari karena belum berani menginap di rumahnya, sedangkan pada pagi hari kembali lagi beraktivitas.
"Bahkan, beberapa kali kami lari mengungsi karena ada informasi akan ada gempa dan tsunami. Jadi, kehidupan kami sangat tidak tenang," ujar Taufik.
Berdasarkan pantauan sejak Minggu (30/9) malam, puluhan orang termasuk beberapa anak dan balita terlihat menginap di salah satu SPBU di Kabupaten Pasangkayu.
"Kami dari Palu dan akan menuju Makassar karena situasi di sana belum normal. Listrik masih padam, jaringan komunikasi terputus dan kami kesulitan mendapatkan makanan, jadi terpaksa kami mengungsi keluar Kota Palu," kata salah satu warga yang ditemui di SPBU Pasangkayu.
Seorang warga Pasangkayu, Anwar, mengatakan sejak Minggu (30/9) sore hingga malam kendaraan dengan nomor polisi DN atau pelat kendaraan Sulawesi Tengah melintas di daerah itu.
"Mulai kemarin (30/9) sore hingga malam puluhan kendaraan dari Palu melintas ke arah Mamuju dari wilayah Sulteng. Saya sempat berbincang dengan beberapa orang yang kebetulan beristirahat dekat rumah dan mereka mengaku meninggalkan Kota Palu karena merasa stres akibat kondisi di sana belum pulih," tuturnya.
Baca juga: Jaringan listrik di Pasangkayu Sulbar masih terputus
Baca juga: Menteri kesehatan katakan pembusukan jenazah berbahaya bagi korban bencana
Baca juga: Kominfo pasang satelit dan distribusikan telepon satelit ke Palu dan Donggala
Beberapa warga yang ditemui pada Senin pagi mengaku masih trauma dan khawatir kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami yang melanda kawasan itu.
"Gempa masih sering terjadi, tetapi tidak sekeras seperti pada Jumat (28/9) pekan lalu," kata seorang warga Pasangkayu, Taufik.
Pascagempa yang terjadi di wilayah berbatasan langsung dengan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah itu, katanya, masyarakat terus dilanda kecemasan.
Hal itu diperparah dengan kerapnya muncul isu akan terjadi gempa yang lebih besar dengan disertai tsunami.
"Kami hanya menerima informasi dari mulut ke mulut karena pascagempa jaringan listrik putus sehingga kami tidak mendapatkan informasi dari televisi. Begitu pun jaringan telekomunikasi yang belum normal sehingga kami tidak mendapatkan informasi apa-apa," tuturnya.
Banyak masyarakat yang mengungsi ke gunung pada malam hari karena belum berani menginap di rumahnya, sedangkan pada pagi hari kembali lagi beraktivitas.
"Bahkan, beberapa kali kami lari mengungsi karena ada informasi akan ada gempa dan tsunami. Jadi, kehidupan kami sangat tidak tenang," ujar Taufik.
Berdasarkan pantauan sejak Minggu (30/9) malam, puluhan orang termasuk beberapa anak dan balita terlihat menginap di salah satu SPBU di Kabupaten Pasangkayu.
"Kami dari Palu dan akan menuju Makassar karena situasi di sana belum normal. Listrik masih padam, jaringan komunikasi terputus dan kami kesulitan mendapatkan makanan, jadi terpaksa kami mengungsi keluar Kota Palu," kata salah satu warga yang ditemui di SPBU Pasangkayu.
Seorang warga Pasangkayu, Anwar, mengatakan sejak Minggu (30/9) sore hingga malam kendaraan dengan nomor polisi DN atau pelat kendaraan Sulawesi Tengah melintas di daerah itu.
"Mulai kemarin (30/9) sore hingga malam puluhan kendaraan dari Palu melintas ke arah Mamuju dari wilayah Sulteng. Saya sempat berbincang dengan beberapa orang yang kebetulan beristirahat dekat rumah dan mereka mengaku meninggalkan Kota Palu karena merasa stres akibat kondisi di sana belum pulih," tuturnya.
Baca juga: Jaringan listrik di Pasangkayu Sulbar masih terputus
Baca juga: Menteri kesehatan katakan pembusukan jenazah berbahaya bagi korban bencana
Baca juga: Kominfo pasang satelit dan distribusikan telepon satelit ke Palu dan Donggala
Pewarta: Amirullah
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018
Tags: