Kendaraan itu dibutuhkan untuk mobilitas di lokasi pengungsian yang berjarak sekitar tiga kilometer dari tempat tinggalnya. Kebutuhan makan, minum, dan air bersih di pengungsian masih minim sehingga butuh kendaraan untuk wira-wiri.
Rumah karyawan swasta ini rusak terkena gempa bumi 7,4 SR pada Jumat (28/9) sore. Namun, rumahnya tidak terkena amukan tsunami kendati hanya berjarak sekitar 300 meter dari pantai sebab lokasi rumahnya cukup tinggi dari bibir pantai. Air tsunami berhenti beberapa puluh meter dari rumahnya.
"Mau ke mana-mana gak bisa. Bensin susah. Bantuan juga belum ada. Cari bantuan kan juga butuh bensin untuk kendaraan," kata warga yang tinggal di Kelurahan Talise ini.
Dia berharap, bantuan dari pemerintah tidak hanya berupa bahan pangan tapi juga bensin untuk memudahkan mobilitas.
Bahan bakar masih sulit didapat di Kota Palu karena depo BBM di Donggala juga rusak terkena gempa sehingga pasokan untuk Kota Palu juga terhenti.
Nyonya Aminah, korban gempa lain yang tinggal di kawasan Palupi, juga mengaku mengalami kesulitan mencari BBM.
Namun, dia masih beruntung dibandingkan dengan korban gempa lainnya karena rumahnya tidak rusak berarti sehingga tidak perlu mengungsi ke tempat lain.
"Saya masih tinggal di tenda di tanah kosong dekat rumah bersama warga lain. Masih takut. Cuma, ya, susah ke mana-mana," katanya.
Kesulitan BBM ini mulai dirasakan warga Palu sejak Sabtu (29/9) sore sehingga membuat warga antre di stasiun bahan bakar umum (SPBU).
Sebagian warga terpaksa mengambil paksa BBM karena sangat membutuhkan untuk keperluan kendaraan dan genset. Pasokan listrik dari PLN putus total akibat gempa.
Warga berinisiatif mengambil BBM dari SPBU-SPBU dengan cara membongkar tempat penyimpanan BBM dan menyedot secara manual selang-selang.
Para warga juga membawa jerigen untuk tempat dari BBM yang mereka ambil dari berbagai SPBU.
Kondisi di SPBU di Jalan Moh Yamin atau tak jauh dari Posko Satgas Khusus Penanggulangan Bencana yang berada di halaman kediaman dinas Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, misalnya, banyak warga mengantre untuk mengambil BBM dari SPBU itu.
Pemandangan yang sama terlihat di berbagai SPBU di Kota Palu. Masyarakat ingin cepat-cepat mendapatkan BBM dari bak penampungan BBM yang terbuka.
Mulai Salurkan
Meski mengalami kerusakan fasilitas distribusi akibat bencana, terminal BBM di Donggala, Sulawesi Tengah mulai menyalurkan BBM.
Adapun BBM yang disalurkan yakni premium, pertalite, pertamax, solar, dan avtur.
Unit Manager Communication dan CSR PT Pertamina Marketing Operation Region VII Roby Hervindo menyatakan saat ini sudah siap enam mobil tangki dengan masing-masing kapasitas 16.000 liter untuk didistribusikan ke empat SPBU di wilayah Palu.
Adapun SPBU tersebut adalah SPBU 74.942.08 Jalan Maluku Kota Palu, SPBU 74.941.05 di Jalan R.E Martadinata, SPBU 74.941.08 Jalan Soekarno Hatta, dan SPBU 74.943.13 di Jalan Tawaeli.
Dari keempat SPBU tersebut, dua di antaranya beroperasi hingga malam, yakni SPBU di Jalan Maluku dan RE Martadinata.
Roby menambahkan kapasitas BBM yang diangkut mobil tangki disesuaikan dengan kondisi jalan, agar tidak terkendala saat pendistribusian.
"Kami tengah menunggu pengawalan, agar penyaluran BBM bisa lancar sampai tujuan. Dalam kondisi bencana seperti saat ini, semua pihak memerlukan BBM dan kami berharap bisa tetap memberikan yang terbaik untuk masyarakat," kata dia.
Disamping itu, mobil tangki perbantuan yang diberangkatkan dari Parepare juga telah berhasil menyalurkan untuk Agen Premium dan Minyak Tanah (APMS) di Pasang Kayu, Sulawesi Barat yang juga menjadi lokasi gempa.
Setelah menyalurkan 16.000 liter, mobil tangki kembali ke TBBM Parepare.
Untuk mengoptimalkan layanan operasional SPBU, Pertamina juga mengerahkan 50 operator SPBU bantuan dari sekitar Sulawesi serta awak mobil tangki dari Parepare dan Kendari.
Selain mengoperasikan depo BBM di Donggala, Pertamina juga berupaya memenuhi kebutuhan BBM masyarakat wilayah Palu dan sekitarnya dengan bantuan pasokan dari TBBM Palopo, Parepare, dan Tolitoli.
Sebagian pasokan BBM juga sudah mulai disalurkan untuk rumah sakit, PLN, dan BPBD setempat.
Dirikan Posko
PT Pertamina (Persero) juga mendirikan posko sementara penanganan korban gempa di Donggala dan Palu di di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Palu dan Terminal BBM (TBBM) Donggala.
Roby Hervindo menegaskan posko tersebut sebagai salah satu bentuk reaksi cepat tanggap darurat Pertamina untuk penanganan korban serta distribusi energi.
Dengan upaya dari PT Pertamina tersebut, warga tentunya berharap pasokan bahan bakar kembali normal untuk meringankan korban gempa bumi dan tsunami di daerah itu.
Hingga saat ini, jumlah korban tewas yang terdata terus bertambah. Pada Senin pagi, Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyebutkan jumlah korban meninggal dunia tercatat 1.203 orang.
Warga korban bencana itu memang sangat membutuhkan bantuan bahan pangan, obat-obatan, dan tempat tinggal, namun semua itu akan lancar jika pasokan BBM terpenuhi.*
Baca juga: Ribuan warga antre bbm di SPBU Ampibabo
Baca juga: Terminal BBM Donggala mulai salurkan BBM