London (ANTARA News) - Alunan musik Gamelan Jawa yang ditampilkan kelompok musik Gongbron membuka Festival Debussy 100 yang menghadirkan pianis kawakan dari Kawasan Skandinavia berhasil memukau 200 penonton, termasuk musisi klasik Swedia dalam konser yang diadakan di gedung Eric Ericssonhallen, Stockholm Swedia, Minggu waktu setempat.

Pensosbud KBRI Stockholm, Ernest Hadinoto kepada Antara London, Senin mengatakan penampilan ini sangat istimewa mengingat karya-karya komposer musik klasik asal Perancis, Claude Debussy terinpirasi oleh karya musiknya.

"Penampilan gamelan Jawa yang membuka Festival Debussy adalah jembatan yang dapat menghubungkan Indonesia dan Swedia dalam meningkatkan kerjasama khususnya di bidang seni budaya," kata Dubes RI di Stockholm, Bagas Hapsoro dalam sambutannya saat acara pembukaan festival.

Penampilan Gamelan Jawa dibawakan 13 musisi gamelan berkewarganegaraan Swedia dan Indonesia, yang dipimpin Urban Wahlstedt, warga Swedia yang mendalami gamelan dan wayang kulit sejak lama.

Para pianis Swedia dimanjakan dengan langgam Jawa "Aja Lamis" yang membawa mereka pada perjalanan waktu ketika Debussy tahun 1889 terpukau oleh alunan gamelan di Festival Paris Exposition Universelle. Di akhir penampilannya, grup gamelan mendapat standing ovation dari para musisi Skandinavia yang hadir. Puluhan musisi Eropa khususnya dari Nordik memainkan karya Debussy (1862-1918).

Profesor Stefan selaku produser program "Piano Visions piano series" menyatakan pemilihan gamelan adalah sangat tepat mengingat semasa hidupnya Debussy terinspirasi dengan musik tradisional Jawa?, kata Professor Stefan yang saat ini aktif mengajar di Royal College of Music di Stockholm ini.

"Kami sebagai penggemar musik gamelan bertujuan untuk melihat kembali gema peradaban gamelan dan sekaligus ingin mendalami mengapa Debussy menyukai gamelan," ujar pria 82 tahun tersebut.

Professor Stefan Bojsten selaku produser festival menyampaikan kegembiraannya melihat grup gamelan Gongbron hadir membuka festival Debussy.

"Gamelan telah menginspirasi karya-karya komposer dunia seperti Claude Debussy dan Erik Satie, sehingga kehadiran grup gamelan Gongbron membuka festival ini adalah suatu kehormatan," ujarnya.

Grup Gamelan Gongbron sudah sering tampil di Swedia dan beberapa kali mengiringi penampilan wayang kulit. Dua penampilan terakhir adalah di Thielska Gallery, museum seni lukis di Stockholm serta Pesta Rakyat HUT RI ke-73 di Wisma Indonesia Stockholm. Penampilan berikutnya pada bulan November mendatang di Stockholm yang akan menampilkan wayang kulit.?

Dubes Bagas Hapsoro memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh anggota grup gamelan Gongbron yang telah mengantar seni budaya Indonesia ke panggung internasional, meningkatkan hubungan antara masyarakat Indonesia dan Swedia serta menjadi duta seni Indonesia. Kita patut berbangga??kesenian tradisional dihormati di Swedia. Oleh karena itu, KBRI Stockholm akan terus mendukung usaha mempromosikan budaya Indonesia, demikian Dubes Bagas.

Baca juga: "Aja Lamis" membuka festival piano klasik Swedia

Baca juga: Alun gamelan di resepsi HUT RI di Swiss

Baca juga: "Serupa Bunyi" gamelan dalam seni rupa

Baca juga: Gending Puspowarno buka Festival Gamelan Internasional