BNPB: Indonesia tidak minta internasional bantu penanganan gempa
1 Oktober 2018 16:12 WIB
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers terkait penanganan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah di Graha BNPB, Jakarta, Senin (1/10/2018) (ANTARA/Dewanto Samodro)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pemerintah Indonesia tidak meminta bantuan internasional untuk penanganan gempa dan tsunami Sulawesi Tengah, tetapi akan menerima sesuai kebutuhan.
"Semalam Presiden menyampaikan kepada Menteri Luar Negeri, Indonesia menerima bantuan sesuai kebutuhan. Jadi bukan kita meminta, tetapi terbuka terhadap tawaran masyarakat internasional," kata Sutopo dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Sutopo mengatakan penjelasan lebih rinci tentang bantuan internasional tersebut akan disampaikan Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan yang bertindak sebagai koordinator.
Namun, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto sudah memberikan arahan bahwa pemerintah Indonesia akan menerima bantuan secara selektif.
"Selektif dalam menerima bantuannya, selektif pula terhadap negara yang akan memberikan bantuan. Harus negara yang memiliki kapasitas untuk membantu sesuai yang dibutuhkan Indonesia," jelasnya.
Sutopo mengatakan bantuan internasional yang akan diterima dibatasi pada alat angkut udara untuk landas pacu 2.000 meter, tenda pengungsi, pengolahan air, "generator set", rumah sakit lapangan dan tenaga medis serta "fogging".
"Meskipun tidak dibatasi ketat pada enam hal tersebut, bantuan lainnya harus betul-betul diperlukan dan dipastikan pengirimannya," katanya.
Sutopo mengatakan belajar dari pengalaman menerima bantuan internasional sebelumnya, Indonesia harus selektif dalam menerima bantuan yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan dan dari negara yang memang memiliki kapasitas.
"Saat tsunami Aceh dulu kita belum memiliki sistem, pengalaman dan peraturan sehingga banyak negara memberi bantuan yang masuk," jelasnya.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.
Baca juga: Tenda serbaguna jadi rumah sakit darurat
Baca juga: ACT: bantuan logistik terhambat karena kondisi bandara
"Semalam Presiden menyampaikan kepada Menteri Luar Negeri, Indonesia menerima bantuan sesuai kebutuhan. Jadi bukan kita meminta, tetapi terbuka terhadap tawaran masyarakat internasional," kata Sutopo dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Sutopo mengatakan penjelasan lebih rinci tentang bantuan internasional tersebut akan disampaikan Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan yang bertindak sebagai koordinator.
Namun, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto sudah memberikan arahan bahwa pemerintah Indonesia akan menerima bantuan secara selektif.
"Selektif dalam menerima bantuannya, selektif pula terhadap negara yang akan memberikan bantuan. Harus negara yang memiliki kapasitas untuk membantu sesuai yang dibutuhkan Indonesia," jelasnya.
Sutopo mengatakan bantuan internasional yang akan diterima dibatasi pada alat angkut udara untuk landas pacu 2.000 meter, tenda pengungsi, pengolahan air, "generator set", rumah sakit lapangan dan tenaga medis serta "fogging".
"Meskipun tidak dibatasi ketat pada enam hal tersebut, bantuan lainnya harus betul-betul diperlukan dan dipastikan pengirimannya," katanya.
Sutopo mengatakan belajar dari pengalaman menerima bantuan internasional sebelumnya, Indonesia harus selektif dalam menerima bantuan yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan dan dari negara yang memang memiliki kapasitas.
"Saat tsunami Aceh dulu kita belum memiliki sistem, pengalaman dan peraturan sehingga banyak negara memberi bantuan yang masuk," jelasnya.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.
Baca juga: Tenda serbaguna jadi rumah sakit darurat
Baca juga: ACT: bantuan logistik terhambat karena kondisi bandara
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: