ACT: bantuan logistik terhambat karena kondisi bandara
1 Oktober 2018 15:58 WIB
Warga antre untuk dievakuasi menggunakan pesawat Hercules di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Sejumlah warga Palu dievakuasi ke luar Kota Palu menggunakan pesawat Hercules karena susahnya mencari makan pascagempa dan tsunami di Palu. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ama
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan bantuan logistik yang dikirimkan oleh ACT terhambat karena Bandara Sis Aljufri di Palu, Sulawesi Tengah tidak kondusif oleh kondisi masyarakat yang berkumpul di bandara tersebut.
"Kami sudah carter pesawat, tapi tidak bisa mendarat di Palu," kata Ahyudin di kantor ACT Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan saat ini masyarakat Kota Palu banyak yang berkumpul di bandara karena kepanikan akibat bencana gempa dan tsunami yang melanda.
"Bandara ditutup karena masyarakat sangat ingin keluar dari Kota Palu," kata dia.
Masyarakat yang berada di bandara berkumpul dan langsung menyerbu pesawat yang membawa logistik serta ingin ikut pesawat untuk keluar dari Kota Palu.
Ahyudin mengatakan masyarakat berperilaku demikian karena kekurangan makanan dan kondisi psikis yang menurun karena kepanikan.
ACT sendiri mengirimkan 1.000 ton beras yang dikirim melalui jalur darat dari Sindereng Rappang atau Sidrap Sulawesi Selatan yang dikawal oleh aparat keamanan.
Dalam sepekan ke depan, ACT akan mengirimkan 5.000 ton beras untuk masyarakat terdampak gempa dan tsunami di Palu.
ACT juga sudah mengirimkan 253 sukarelawan khusus untuk evakuasi, yang sudah mencapai Palu pukul 01.00 WIB. Selanjutnya ACT akan mengirimkan relawan khusus untuk logistik dan medis.
Baca juga: Menhub targetkan perbaikan Bandara Palu tiga minggu
Baca juga: Lewat udara terbatas, Menhub sarankan pengiriman bantuan ke Palu melalui laut
"Kami sudah carter pesawat, tapi tidak bisa mendarat di Palu," kata Ahyudin di kantor ACT Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan saat ini masyarakat Kota Palu banyak yang berkumpul di bandara karena kepanikan akibat bencana gempa dan tsunami yang melanda.
"Bandara ditutup karena masyarakat sangat ingin keluar dari Kota Palu," kata dia.
Masyarakat yang berada di bandara berkumpul dan langsung menyerbu pesawat yang membawa logistik serta ingin ikut pesawat untuk keluar dari Kota Palu.
Ahyudin mengatakan masyarakat berperilaku demikian karena kekurangan makanan dan kondisi psikis yang menurun karena kepanikan.
ACT sendiri mengirimkan 1.000 ton beras yang dikirim melalui jalur darat dari Sindereng Rappang atau Sidrap Sulawesi Selatan yang dikawal oleh aparat keamanan.
Dalam sepekan ke depan, ACT akan mengirimkan 5.000 ton beras untuk masyarakat terdampak gempa dan tsunami di Palu.
ACT juga sudah mengirimkan 253 sukarelawan khusus untuk evakuasi, yang sudah mencapai Palu pukul 01.00 WIB. Selanjutnya ACT akan mengirimkan relawan khusus untuk logistik dan medis.
Baca juga: Menhub targetkan perbaikan Bandara Palu tiga minggu
Baca juga: Lewat udara terbatas, Menhub sarankan pengiriman bantuan ke Palu melalui laut
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: