Kementerian Perhubungan berikan empat izin terbang komersial Palu
1 Oktober 2018 14:33 WIB
Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, memberikan pernyataan terkait informasi terbaru bantuan fasilitas serta akses transportasi untuk korban gempa-tsunami Palu (1/10/2018). (ANTARA News/Juwita Rahayu)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan telah memberikan empat izin terbang untuk pesawat komersial dari dan ke Palu.
“Dari 15 slot yang tersedia, baru memberikan empat, masing-masing yang dipakai itu satu slot,” kata Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, dalam konferensi pers, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin.
Empat slot yang sudah diberikan itu, di antaranya Garuda Indonesia satu slot, Wings Air dua slot, Nam Air dan My Indo masing-masing satu tapi berbalik ke bandara asal atau return to base.
Sementara itu, 15 izin terbang yang diajukan, di antaranya Nam Air tujuh penerbangan, Wings Air empat penerbangan, Garuda Indonesia dua penerbangan dan My Indo dua penerbangan.
Budi mengatakan banyak maskapai yang sudah berjanji kepada penumpang akan mengangkut mereka, namun izin terbangnya terbatas.
Baca juga: Pelni siapkan enam kapal kemanusiaan ke Palu
Untuk itu, dia mengalihkan penerbangan dengan pengangkutan melalui kapal karena bisa mengangkut lebih banyak.
“Kalau dengan pesawat itu 2.000 penumpang seharian, sementara dengan kapal 2.000 orang sekali angkut,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Kebandarudaraan Kemenhub Polana Pramesti mengatakan jenis pesawat yang baru bisa masuk ke Bandara Mutiara SIS Al Jufri, yaitu jenis pesawat ATR dan pesawat berbadan sedang, namun seri classic karena keterbatasan landasan pacu yang hanya bisa digunakan sepanjang 2.000 meter.
Navigasi penerbangan pun, lanjut dia, masih menggunakan visual (visual flight rules) karena keterbatasan aliran listrik.
“Karena kita tidak ada listrik, genset terbatas, sedang diusahakan perbantuan peralatan oleh Airnav dari bandara sekitar,” katanya.
Sementara itu, Polana mengatakan, penerbangan asing belum diizinkan karena kondisi saat ini masih sangat sensitif dan diutamakan bantuan-bantuan dari dalam negeri.
“Yang jelas asing mau mengerahkan logistik bantuan. Tapi belum diizinkan karena ini sangat sensitif, ini pengalaman di Aceh kalau penerbangan asing kita batasi agar nasional bisa mengatasi sendiri,” katanya.
Baca juga: Bandara Palu beroperasi untuk komersial namun terbatas
“Dari 15 slot yang tersedia, baru memberikan empat, masing-masing yang dipakai itu satu slot,” kata Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, dalam konferensi pers, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin.
Empat slot yang sudah diberikan itu, di antaranya Garuda Indonesia satu slot, Wings Air dua slot, Nam Air dan My Indo masing-masing satu tapi berbalik ke bandara asal atau return to base.
Sementara itu, 15 izin terbang yang diajukan, di antaranya Nam Air tujuh penerbangan, Wings Air empat penerbangan, Garuda Indonesia dua penerbangan dan My Indo dua penerbangan.
Budi mengatakan banyak maskapai yang sudah berjanji kepada penumpang akan mengangkut mereka, namun izin terbangnya terbatas.
Baca juga: Pelni siapkan enam kapal kemanusiaan ke Palu
Untuk itu, dia mengalihkan penerbangan dengan pengangkutan melalui kapal karena bisa mengangkut lebih banyak.
“Kalau dengan pesawat itu 2.000 penumpang seharian, sementara dengan kapal 2.000 orang sekali angkut,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Kebandarudaraan Kemenhub Polana Pramesti mengatakan jenis pesawat yang baru bisa masuk ke Bandara Mutiara SIS Al Jufri, yaitu jenis pesawat ATR dan pesawat berbadan sedang, namun seri classic karena keterbatasan landasan pacu yang hanya bisa digunakan sepanjang 2.000 meter.
Navigasi penerbangan pun, lanjut dia, masih menggunakan visual (visual flight rules) karena keterbatasan aliran listrik.
“Karena kita tidak ada listrik, genset terbatas, sedang diusahakan perbantuan peralatan oleh Airnav dari bandara sekitar,” katanya.
Sementara itu, Polana mengatakan, penerbangan asing belum diizinkan karena kondisi saat ini masih sangat sensitif dan diutamakan bantuan-bantuan dari dalam negeri.
“Yang jelas asing mau mengerahkan logistik bantuan. Tapi belum diizinkan karena ini sangat sensitif, ini pengalaman di Aceh kalau penerbangan asing kita batasi agar nasional bisa mengatasi sendiri,” katanya.
Baca juga: Bandara Palu beroperasi untuk komersial namun terbatas
Pewarta: Juwita Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: