Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya akan fokus menangani permasalahan sekolah di daerah terdampak gempa Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.

"Tidak jauh beda dengan dampak bencana yang lain, Kemendikbud akan fokus ke permasalahan sekolah. Sekarang kami belum bisa bergerak, karena jalur darat masih terputus dan jalur udara sangat terbatas," ujar Muhadjir saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Sejumlah kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbud di Sulawesi Tengah, diakuinya juga tidak berfungsi karena terkena dampak gempa dan tsunami.

Muhadjir menambahkan di Palu, pada saat kejadian sedang berlangsung lokakarya yang diselenggarakan oleh Direktorat Kepercayaan dan Tradisi Ditjen Kebudayaan Kemenedikbud.

"Saat ini panitia dan peserta masih tertahan di Palu. Alhamdulillah semua selamat," katanya.

Gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) dengan terpusat di kedalaman 10 kilometer pada 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah, terjadi pada Jumat (28/9), pukul 17.02 WIB. Gempa ini telah memicu tsunami setinggi 0,5 hingga enam meter di pesisir barat Sulawesi Tengah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami yang terjadi Kota Palu, Sulawesi Tengah, hingga Senin (1/10) mencapai 1.203 orang. Sebanyak 61 Warga Negara Asing (WNA) juga terdampak bencana. Jumlah pengungsi di Palu diperkirakan 16.732 jiwa yang tersebar di 123 titik.

Baca juga: Berbahasa Indonesia, Direktur Pelaksana IMF sampaikan pesan belasungkawa bencana Palu-Donggala
Baca juga: Balita digendong Mensos akhirnya berkumpul dengan keluarga