Jakarta (ANTARA News) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) satu persatu melakukan aksi tanggap bencana dengan mengalirkan bantuan untuk korban terdampak gempa berkekuatan 7,4 SR di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9).

Setelah Bank Mandiri yang berupaya menyiapkan dan mengoptimalkan sarana pendukung layanan perbankan, Bank BNI dan Bank BRI pun turut menyalurkan bantuannya.

"Bantuan dari BUMN akan terus bertambah seiring dengan membaiknya akses pengangkutan ke lokasi bencana. Saat ini kami terus berkoordinasi dengan sejumlah BUMN untuk mendata bantuan-bantuan yang telah dan akan disalurkan," kata Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra Samal melalui keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

Saat ini BNI tengah mengidentifikasi dampak bencana tersebut terhadap operasional BNI di kota-kota tersebut, termasuk untuk mengetahui bantuan-bantuan yang sangat diperlukan para korban pada masa tanggap darurat ini. Pada tahap pertama, BNI mengirimkan 360 selimut, 400 handuk, 600 potong pakaian, dan 12 set tenda berukuran besar.

Sementara itu, Bank BRI telah menyalurkan bantuan senilai lebih dari Rp200 juta berupa bantuan bahan pangan, obat-obatan, dan keperluan lainnya yang dibutuhkan korban bencana. Bank BRI juga membuka posko tanggap darurat BRI Peduli di lokasi Kabupaten Parigi dan Palu.

Hambra mengatakan, pemerintah terus mendorong agar BUMN terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, BNPB dan seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam menyalurkan bantuan kepada korban bencana agar tepat sasaran sebagai wujud nyata komitmen BUMN Hadir Untuk Negeri.

Selain memberikan bantuan, Bank BRI maupun Bank BNI juga memastikan layanan perbankan ke warga setempat akan tetap beroperasi sehingga kegiatan perekonomian dapat segera berangsur pulih. Namun demikian, tak sedikit pula kantor cabang perbankan Himbara yang rusak terdampak bencana.

Sementara itu, Jasa Raharja telah membentuk Tim Penanganan dan Pemulihan di wilayah yang terdampak dengan mengirimkan bantuan obat dan makanan.

Bantuan tersebut telah tiba dan langsung disalurkan pada daerah yang terdampak bencana di Palu dan Donggala. Jasa Raharja juga mengerahkan bantuan tenaga dan bantuan obat obatan, makanan siap guna dan kebutuhan dasar seperti pembalut wanita, selimut, pampers, alat penerangan.

Pada fase pemulihan dan fase rekonstruksi, tim Jasa Raharja akan melakukan inventarisasi dan penilaian terhadap sarana dan prasarana yang perlu direvitalisasi yang berkoordinasi dengan BUMN Peduli dan instansi terkait untuk menentukan bentuk sinergi program atau bantuan yang diperlukan.

Dalam rangka memastikan keselamatan bagi Karyawan dan Keluarganya, dan untuk memulihkan operasional perusahaan, Jasa Raharja mengaktifkan Sistem Business Continuity Management (BCM).

Selanjutnya, BCM diharapkan dapat bekerja dengan fokus untuk mencari solusi atas permasalahan yang timbul dan mengambil langkah konkret yang efektif untuk mengurangi dampak dari bencana yang terjadi sehingga pelayanan publik dapat diselenggarakan secara sementara pada 1 Oktober 2018.