Batalkan jalan sehat, Jokowi prioritaskan penanganan korban gempa dan tsunami
30 September 2018 14:22 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi reruntuhan bangunan akibat bencana gempa dan tsunami terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). (Biro Pers Setpres RI)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo lebih memprioritaskan penanganan korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah sehingga membatalkan acara jalan sehat di Solo, Jawa Tengah.
"Kenapa dibatalkan? Karena saudara-saudara kita yang ada di Palu, Donggala, Sigi, baru berduka cita karena gempa dan tsunami. Oleh karena itu, jalan sehat dibatalkan," kata Presiden seperti dikutip dalam keterangan yang diterima, Minggu.
Presiden memutuskan bertolak ke Kota Palu untuk meninjau langsung daerah terdampak tsunami setelah terjadi gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9).
"Saya ingin melihat sendiri dan memastikan penanganan atas dampak bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah betul-betul menjangkau saudara-saudara kita di sana," kata Presiden dalam twitternya @Jokowi.
Saat mendengar gempa dan tsunami terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah, Presiden memerintahkan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Panglima TNI, Kapolri dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melaksanakan operasi tanggap darurat.
Untuk itu, Menko Polhukam, Panglima TNI, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perhubungan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Sosial, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Kepala BNPB, Wakapolri telah tiba di Palu, Sabtu (29/9).
Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Sabtu (29/9) malam menjelaskan bahwa Presiden memutuskan meninjau langsung ke Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu untuk mengetahui kondisi pascabencana saat ini.
“Presiden akan memberikan arahan terkait prioritas yang harus dilakukan, serta keputusan yang diperlukan terkait dengan dampak bencana di lapangan. Fokus utama saat ini adalah evakuasi korban dan juga pengiriman bantuan,” ucap Pratikno.
Selain itu, sulitnya melakukan koordinasi dalam menangani dampak gempa dan tsunami akibat terputusnya jalur komunikasi menjadi faktor lain yang membuat Kepala Negara bersegera meninjau langsung ke daerah terdampak gempa dan tsunami.
Baca juga: Presiden ingin pastikan penanganan dampak gempa jangkau korban
"Kenapa dibatalkan? Karena saudara-saudara kita yang ada di Palu, Donggala, Sigi, baru berduka cita karena gempa dan tsunami. Oleh karena itu, jalan sehat dibatalkan," kata Presiden seperti dikutip dalam keterangan yang diterima, Minggu.
Presiden memutuskan bertolak ke Kota Palu untuk meninjau langsung daerah terdampak tsunami setelah terjadi gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9).
"Saya ingin melihat sendiri dan memastikan penanganan atas dampak bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah betul-betul menjangkau saudara-saudara kita di sana," kata Presiden dalam twitternya @Jokowi.
Saat mendengar gempa dan tsunami terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah, Presiden memerintahkan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Panglima TNI, Kapolri dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melaksanakan operasi tanggap darurat.
Untuk itu, Menko Polhukam, Panglima TNI, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perhubungan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Sosial, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Kepala BNPB, Wakapolri telah tiba di Palu, Sabtu (29/9).
Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Sabtu (29/9) malam menjelaskan bahwa Presiden memutuskan meninjau langsung ke Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu untuk mengetahui kondisi pascabencana saat ini.
“Presiden akan memberikan arahan terkait prioritas yang harus dilakukan, serta keputusan yang diperlukan terkait dengan dampak bencana di lapangan. Fokus utama saat ini adalah evakuasi korban dan juga pengiriman bantuan,” ucap Pratikno.
Selain itu, sulitnya melakukan koordinasi dalam menangani dampak gempa dan tsunami akibat terputusnya jalur komunikasi menjadi faktor lain yang membuat Kepala Negara bersegera meninjau langsung ke daerah terdampak gempa dan tsunami.
Baca juga: Presiden ingin pastikan penanganan dampak gempa jangkau korban
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: