Ternate, Maluku Utara, (ANTARA News) - Warga di Kota Tidore Kepulauan (Tikep) kesulitan memperoleh minyak tanah akibat kapal pengangkut dari Ambon menuju Ternate mengalami keterlambatan.

"Tentunya, faktor ini terjadi karena dipengaruhi buruknya cuaca selama beberapa hari terakhir," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Tidore Kepulauan, Saiful Bahri Latif di Ternate, Maluku Utara, Minggu.

Dia menjelaskan informasi yang diperolehnya dari Pertamina Ternate bahwa keterlambatan pasokan minyak tanah ini karena faktor cuaca di laut yang kurang bersahabat dalam beberapa hari terakhir sehingga berpengaruh pada pasokan minyak tanah dari Ambon menuju Ternate.

"Sesuai hasil konfirmasi saya dengan Pertamina Ternate, ternyata kelangkaan ini terjadi karena faktor cuaca," kata Saiful.

Saat ditanyakan tentang jumlah pemakaian minyak tanah di Kota Tidore Kepulauan secara ideal, Saiful Bahri Latif menegaskan bahwa kebutuhan minyak tanah di Kota Tidore Kepulauan minimalnya 450 ton per bulan. Tetapi dengan adanya keterlambatan kapal ini, pihak Pertamina Ternate hanya mampu menyediakan 100 ton minyak tanah di Kota Tidore Kepulauan.

"Kebutuhan minyak tanah di sini 450 ton per bulan, tetapi saat ini pihak Pertamina hanya mampu melayani 100 ton," kata Saiful.

Untuk itu Saiful berharap, seluruh warga masyarakat tidak perlu panik, karena keterlambatan masuknya kapal tersebut tidak akan berlangsung lama.

Sementara itu, PT Pertamina MOR VIII berjanji untuk mengecek penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah maupun premium yang tidak terjual menyusul adanya laporan mengenai minimnya kebutuhan BBM jenis tersebut.

Manager Comunication CSR MOR VIII Wilayah Maluku-Papua, Eko Kristiawan mengatakan minyak tanahnya sudah tersedia, hanya ada kendala teknis yakni kapal yang membawa ke sejumlah kabupaten/kota di Malut, terhadang cuaca buruk.

Baca juga: Minyak tanah bersubsidi mulai langka di Biak

Baca juga: Pertamina Maluku-Papua gelar operasi pasar minyak tanah