Jakarta (ANTARA News) - Seoul adalah kota dengan sejarah panjang hingga 2000 tahun. Di masa silam, sekira periode Joseon, jantung Ibu Kota Korea Selatan ini ada di Istana Gyeongbokgung.

Sebagai pusat kota, desa-desa dibangun di sekitar istana, ada Bukchon atau “Desa Utara” yang jadi kampungnya para bangsawan kaya, sedangkan Seochon alias “Desa Barat” dihuni kaum seniman dan penulis serta para keluarga raja.

Desa-desa tua itu masih lestari hingga saat ini meski para penghuninya sudah berganti.
Salah satu rumah tua Korea Selatan di wilayah Seochon, Seoul, Korea Selatan, Rabu (19/9/2018) (ANTARA News/Ida Nurcahyani)


Berkat kebijakan pemerintah Kota Seoul yang ketat menjaga desain bangunan, karakter tiap desa masih terawat.

Antara berkesempatan mengunjungi Seochon yang memiliki deretan rumah-rumah tua Korea yang disulap jadi kedai-kedai kekinian dan unit bisnis urban seperti kafe, butik, restoran hingga galeri seni.

Jalanan di Seochon umumnya sempit-sempit dan hanya cukup dilalui sepeda motor, sementara mayoritas rumahnya berbentuk lebar dan beratap pendek.

Alasannya karena pada zaman dahulu, Seoul banyak dialiri sungai dari pegunungan yang mengelilinginya, salah satunya adalah Gunung Inwang, jadi alih-alih menghalangi aliran sungai, warga lebih memilih membangun jalan yang sempit untuk memberi jalan lebar bagi air agar lancar alirannya.
Toko buku Daeo di Seochon, Seoul, Rabu (19/9/2018) (ANTARA News/Ida Nurcahyani)


Salah satu bangunan ikonis Seochon adalah Daeo yang kini menjajakan buku bekas. Konon bangunan toko itu buatan tahun 1951, masih ada hingga saat ini.

Selain itu juga ada rumah Yi Sang, seorang patriot dan penyair terkenal yang meninggal dunia di tahun 1937.


Pasar Tongin

Masih di wilayah Seochon ada Pasar Tongin, pasar tradisional yang cocok untuk berwisata kuliner panganan lokal. Pasar ini terdiri dari 75 toko.

Salah satu jajanan favorit pengunjung di pasar ini adalah tteokbokki, kue beras berbentuk pipa yang direbus dengan pasta cabai, gochujang.

Mata uang di pasar ini adalah token mirip mata uang koin emas kuno.




Baca juga: Seoul dan regenerasi kota

Baca juga: Seoul City Hall, balai kota untuk rakyat

Baca juga: Seoul rangkul Pyongyang untuk Olimpiade 2032