Belasan warga Bangkalan terserang difteri
30 September 2018 05:42 WIB
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin difteri pada pelajar dalam gerakan imunisasi difteri di SD Kaliasin 1 Surabaya, Jawa Timur, Senin (5/2/2018). Gerakan imunisasi difteri untuk anak usia 1-19 tahun dilakukan menyusul penyakit yang disebabkan bakteri itu menyebar di 14 kabupaten dan kota, Sampang, Gresik, Nganjuk, Pasuruan, dan Surabaya. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Bangkalan (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur menyatakan, sedikitnya 19 warga yang tersebar di 11 kecamatan di wilayah tersebut kini terserang penyakit difteri dan telah mendapatkan penanganan medis dari RSUD setempat.
Menurut Sekretaris Dinkes Bangkalan Mohammad Rasuli di Bangkalan, Minggu, cakupan kasus difteri itu terbanyak pada anak usia 15 tahun di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Kota Bangkalan dan Kecamatan Burneh.
"Di dua kecamatan ini, warga yang diketahui terserang difteri masing-masing lima orang," katanya, menjelaskan.
Selanjutnya di Kecamatan Sepuluh sebanyak 2 orang, lalu di Kecamatan Kwanyar, Tragah, Klampis, Tanjung Bumi, Geger, Galis, dan Kecamatan Blega, masing-masing satu orang.
Rasuli menjelaskan, penderita difteri terbanyak pada usia di atas 15 tahun dengan angka mencapai 45 persen.
Lalu, usia 5 hingga 9 tahun dan usia 10 hingga 14 tahun mencapai 25 persen.
"Sedangkan anak usia 1-4 tahun berada pada angka 5 persen," katanya, menjelaskan.
Rasuli menjelaskan, untuk menekan penyakit difteri itu, pihaknya telah mencanangkan program imunisasi. Hanya saja, yang sering menjadi kendala, karena orang tua.
"Masih ada orang tua di Bangkalan ini yang melarang anaknya untuk diimunisasi," katanya, menjelaskan.
Kabupaten Bangkalan termasuk 170 kabupaten/kota di 30 provinsi di Indonesia yang masuk dalam catatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai kabupaten terdampak difteri.
Jumlah warga yang terserang penyakit difteri kali ini lebih banyak dari yang diumumkan Dinkes Bangkalan pada Januari 2018. Kala itu, Dinkes Bangkalan merilis, jumlah warga di kabupaten paling barat di Pulau Madura itu yang terserang difteri sebanyak 4 orang.
Baca juga: Biofarma: Tak ada keluhan negara Islam soal vaksin difteri
Baca juga: Kemenkes: 170 kabupaten-kota sudah lakukan imunisasi ulang difteri
Menurut Sekretaris Dinkes Bangkalan Mohammad Rasuli di Bangkalan, Minggu, cakupan kasus difteri itu terbanyak pada anak usia 15 tahun di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Kota Bangkalan dan Kecamatan Burneh.
"Di dua kecamatan ini, warga yang diketahui terserang difteri masing-masing lima orang," katanya, menjelaskan.
Selanjutnya di Kecamatan Sepuluh sebanyak 2 orang, lalu di Kecamatan Kwanyar, Tragah, Klampis, Tanjung Bumi, Geger, Galis, dan Kecamatan Blega, masing-masing satu orang.
Rasuli menjelaskan, penderita difteri terbanyak pada usia di atas 15 tahun dengan angka mencapai 45 persen.
Lalu, usia 5 hingga 9 tahun dan usia 10 hingga 14 tahun mencapai 25 persen.
"Sedangkan anak usia 1-4 tahun berada pada angka 5 persen," katanya, menjelaskan.
Rasuli menjelaskan, untuk menekan penyakit difteri itu, pihaknya telah mencanangkan program imunisasi. Hanya saja, yang sering menjadi kendala, karena orang tua.
"Masih ada orang tua di Bangkalan ini yang melarang anaknya untuk diimunisasi," katanya, menjelaskan.
Kabupaten Bangkalan termasuk 170 kabupaten/kota di 30 provinsi di Indonesia yang masuk dalam catatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai kabupaten terdampak difteri.
Jumlah warga yang terserang penyakit difteri kali ini lebih banyak dari yang diumumkan Dinkes Bangkalan pada Januari 2018. Kala itu, Dinkes Bangkalan merilis, jumlah warga di kabupaten paling barat di Pulau Madura itu yang terserang difteri sebanyak 4 orang.
Baca juga: Biofarma: Tak ada keluhan negara Islam soal vaksin difteri
Baca juga: Kemenkes: 170 kabupaten-kota sudah lakukan imunisasi ulang difteri
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: