Perserikatan Bangsa-Bangsa (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Jumat dengan senang menunjukkan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada pekan ini menuduh China, bukan Rusia, mencampuri pemilihan umum AS.

Trump pada Rabu menuding pemerintah China berupaya memengaruhi pemilihan anggota kongres Amerika Serikat pada 6 November untuk melawan Partai Republiken-nya. China membantah tuduhan itu.

"Kali ini ia menyalahkan China hanya untuk gangguan. Ia tidak menyebutkan Rusia, ia tidak menyebutkan kami sebelumnya," kata Lavrov kepada wartawan di Perserikatan Bangsa-Bangsa, demikian Reuterss melaporkan.

Ia kemudian tersenyum dan menambahkan, "Kami adalah yang terakhir tertarik dalam mencampuri urusan dalam negeri."

Menteri luar negeri Rusia itu, diplomat kawakan dengan selera lelucon payah, menggarisbawahi kenyataan bahwa Trump enggan menyalahkan Rusia atas dugaan ikut campur dalam pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016, yang membawanya ke Gedung Putih.

Baca juga: Lavrov bantah dapat informasi rahasia dari Trump

Laporan badan sandi Amerika Serikat pada Januari 2017 menemukan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan usaha memengaruhi untuk merusak kepercayaan dalam upaya demokratik Amerika Serikat dan melukai calon dari Demokrat, Hillary Clinton. Laporan Itu juga menemukan bahwa Rusia berupaya membantu pencalonan Trump Republiken.

Penasihat Khusus Amerika Serikat Robert Mueller menyelidiki apakah kampanye pemilihan Trump bersekongkol dengan Rusia. Trump membantah persekongkolan macam apapun dan Rusia membantah campur tangan semacam itu.

Saat ditanya secara terpisah apakah Rusia membujuk petani Afrika Selatan, yang menimbang apakah undang-undang dasarnya perlu diubah untuk memungkinkan pengambilalihan tanah, Lavrov menjawab, "Tidak, saat ini, kami sibuk mencampuri pemilihan umum Katalunya," yang memicu tawa, "Tidak ada waktu untuk ini, Anda tahu, itu terlalu jauh."

Editor: Boyke Soekapdjo