Buol, 29/9 (ANTARA News) - Puluhan warga Buol, Provinsi Sulawesi Tengah, menuju ke Kabupaten Donggala, pascagempa pada Jumat (28/9) untuk memastikan keselamatan keluarga mereka yang terkena dampak gempa dan tsunami.

"Warga yang punya sanak keluarganya panik akibat jaringan telekomunikasi terputus total, makanya mereka memilih menuju Donggala pusat bencana gempa dan tsunami," ujar Asiah, warga Kelurahan Leok, Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah.

Tsunami yang melanda pesisir barat Donggala kata Asiah, disaksikan melalui tayangan televisi sebab jaringan telekomunikasi di wilayah itu terputus.

Bahkan puluhan warga yang diangkut dengan 12 mobil, nekad menuju Donggala sekitar pukul 19.30 wita sebab ingin memastikan keselamatan keluarga mereka.

"Keramaian terjadi dimana-mana. Masyarakat banyak yang berkumpul bahkan memilih mengungsi di lokasi kantor bupati yang berada di ketinggian," ujarnya.

Kepanikan yang terjadi bahkan menyebabkan banyak warga yang lupa mengunci rumah mereka.

Baca juga: Pemerintah diminta fokus penuhi kebutuhan korban gempa Sulteng

Kesaksian yang sama juga disampaikan Salim, seorang imam masjid Al Falah di Desa Domag Mekar, Kecamatan Buno Bogu, Kabupaten Buol yang berada 30 kilometer dari pusat Kota Buol.

Ia mengatakan, guncangan gempa terasa sangat keras sekitar pukul 18.00 wita atau saat rakaat kedua sholat maghrib. Meski panik kata Salim, jamaah bertahan melanjutkan sholatnya.

Kepanikan pun melanda warga di wilayah itu, bahkan banyak warga yang memilih menuju Donggala untuk memastikan keselamatan keluarganya.

"Kami kesulitan mendapatkan informasi sebab jaringan telekomunikasi putus total, bahkan tsunami di Donggala atau pesisir barat hanya disaksikan melalui tayangan televisi," ujarnya.

Baca juga: BNPB: Tsunami terjang Pantai Talise, Palu, dan Donggala

Untuk tiba di Donggala atau di wilayah pesisir barat yang dilanda tsunami, dari Kabupaten Buol, harus menempuh perjalanan darat mencapai sehari semalam.

Wartawan ANTARA yang berangkat dari Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, yang melalui pesisir utara, tiba di Kabupaten Buol dengan perjalanan mencapai 7,5 jam dari wilayah Kecamatan Kwandang.

Untuk menyampaikan informasi, terpaksa harus kembali ke wilayah Kecamatan Tolinggula atau wilayah barat Gorontalo Utara, yang akses komunikasinya tidak terputus, dengan menempuh perjalanan darat sekitar 4,5 jam.

Baca juga: Warga Buol mengungsi di kantor bupati