Sydney (ANTARA News) - Sekelompok kapal kecil menyelamatkan seluruh 47 penumpang dan awak dari pesawat Air Nuigini, yang jatuh ke laut saat hendak mendarat di bandar udara di Mikronesia, Pasifik selatan, pada Jumat, kata manajer bandar udara tersebut.
"Pesawat itu hendak mendarat tetapi jatuh sekitar 150 yard," kata General Manager Bandar Udara Chuuk, Jimmy Emilio, di Weno di Mikronesia, kepada Reuters melalui telepon.
"Kami sungguh tidak mengetahui yang terjadi. Orang-orang diselamatkan kapal-kapal. Seluruh 36 penumpang dan 11 awak diselamatkan, hanya pesawat itu tenggelam sekarang," kata dia.
Pesawat Boeing 737-800 menghantam laguna yang mengelilingi pulau kecil itu sekitar pukul 09.30 waktu setempat (pukul 06.30 WIB), kata Emilio. demikian Reuters melaporkan.
Penumpang dan awak pesawat dibawa ke rumah sakit, tempat delapan orang masih dirawat, empat orang dalam keadaan parah akibat retak pada tulang dan luka-luka lainnya, demikian seorang juru bicara rumah sakit.
Baca juga: Papua Nugini rusuh, keadaan darurat diberlakukan
"Kami pikir kapal mendarat dengan keras hingga saya perhatikan dan lihat sebuah lubang di sisi pesawat dan air masuk," kata Bill Jaynes, salah seorang penumpang, dalam video yang disiarkan di laman the Pacific Daily News.
"Saya pikir ini bukan seperti yang semestinya," ujarnya. Air sudah masuk sepinggang di kabin sebelum para penyelamat tiba," kata dia.
Video yang disiarkan Radio New Zealand dan gambar-gambar di Twitter menunjukkan kapal itu sudah terbenam sebagian dan dikelilingi kapal-kapal kecil.
Air Nugini menyatakan dalam pernyataan bahwa "cuaca sangat buruk dengan hujan deras dan mengurangi jarak pandang pada saat kecelakaan tersebut".
Juru bicara Komisi Investigasi Kecelakaan Papua Nugini mengatakan penyelidik akan terbang ke tempat kejadian sesegera mungkin untuk menyelidiki kejadian itu.
Editor: Boyke Soekapdjo
Penumpang selamat setelah pesawat Papua Nugini jatuh ke laut Mikronesia
28 September 2018 23:08 WIB
Menlu Papua Nugini (PNG), Rimbink Pato (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018
Tags: